Senin, 20 Juli 2020

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

        Wayang

    Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapakan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Master of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

        Para wali songo, penyebar agama Islam di jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur , wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek ad alah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap di cintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.

      Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam2 jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang di tatah, dan diberi warna sesuai kaidah peluasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.

      Wayang wong ( bahasa jawa yang berarti 'orang' ) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng di mainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut di mainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya di gunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.

       Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari sunda. Selain wayang golek sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut pertama kali dikenalkan dikudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.

   Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket, jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang di bentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput ( bahasa jawa: suket ). Wayang suket biasanya dibuat dari alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa jawa.

   Dalam versi lebih modren, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang  atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yanv berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.

   Semua jenis wayang diatas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak di gunakan sebagai mediA informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pergelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya. Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi sebuah media hiburan.




  (Sumber : buku bahasa indonesia SMA/SMK/MA kelas x Edisi revisi 2016).
    

Hakikat Bahasa dan bunyi sebagai sistem simbol

Sebagai manusia yang setiap hari tak lepas dari kegiatan komunikasi, baik secara langsung maupun via sambungan telepon, kalian pasti tahu bagaimana pentingnya bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari, bahkan setiap jam dan detik, kita memproduksi dan menangkap begitu banyak simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. Tapi, apakah Greaters sudah tahu apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa dan bunyi sebagai sistem simbol? Nah, untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.

Definisi Bahasa

Apa sih yang dimaksud dengan bahasa? Bahasa adalah alat atau medium komunikasi. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan kepada lawan bicara. Bahasa digunakan oleh setiap kelompok sosial untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi, berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri.

Ferdinan de Saussure mengatakan bahwa bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Sedangkan Walija (1996) mengungkapkan, definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain.

Senada dengan pendapat Walija, Harimurti seorang munsyi bahasa Indonesia mengatakan, bahasa merupakan sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia. Dari pengertian itu, bisa kita petakan bahwa bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan interaksi antarsesama manusia.
Dalam konteks politik nasional, bahasa punya fungsi sebagai alat pemersatu. Dalam Sumpah Pemuda 1928 dipertegas dengan deklarasi, “Menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia”. Dengan deklarasi itulah, berbagai suku, bangsa, dan bahasa bersatu menjadi satu kesatuan bernama Indonesia.
Hakikat Bahasa

Nah, untuk memahami bahasa lebih mendalam, kita mesti menggali hakikat bahasa itu sendiri, Greaters. Tadi disebutkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi. Yang dimaksud dengan hakikat bahasa adalah intisari dari sistem lambang bunyi tersebut. Berbagai sumber menyebutkan hakikat bahasa adalah sebagai berikut:

Teratur: Sistem diatur oleh pola-pola yang sistematis dan sistemis, yaitu tersusun dari sistem fonologi, gramatika, dan leksikon.
Bunyi: Bunyi bermakna yang diproduksi oleh alat ucap manusia.
Arbitrer: Bahasa bersifat arbitrer (mana suka), tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa dengan yang dilambangkannya. Jika ada hubungan wajib antara pelambang dengan yang dilambangkannya, mungkin tidak akan ada bermacam-macam bahasa.
Bermakna: Bahasa memiliki makna. Lambang bunyi “sepeda” memiliki makna kendaraan beroda dua yang dikendarai dengan cara dikayuh. Lambang bunyi ada yang konkret dan ada yang abstrak. Misalnya, kata “cinta” tidak ada acuan (referent) bendanya.
Konvensi: Bahasa merupakan kesepakatan atau konvensional, yaitu berdasarkan kesepakatan masyarakat penuturnya.
Unik: Bahasa memiliki sifat unik, mempunyai ciri khas spesifik yang tidak bisa dimiliki oleh yang lain. Contohnya, kata “nasi” memiliki keunikan jika dibandingkan dengan kata yang sama dalam bahasa lain.
Universal: Bahasa itu universal, artinya pada setiap bahasa terdapat ciri-ciri yang sama. Contohnya, bahasa manapun pasti memiliki satuan-satuan yang bermakna, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Produktif: Artinya, bahasa dapat dibuat satuan-satuan yang jumlahnya tidak terbatas. Contohnya, dari fonem /a/, /i/, /k/, dan /t/ bisa menghasilkan beberapa kata.
Variasi: Bahasa itu bervariasi, yaitu idiolek atau bersifat perseorangan. Kemudian dialek yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau waktu. Ragam, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, dan keperluan tertentu.
Dinamis: Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Interaksi sosial: Bahasa dijadikan alat untuk bekerja sama antar sesama manusia.
Identitas: Bahasa merupakan penanda jati diri penuturnya.
Lambang: Bahasa berwujud lambang yang setiap lambangnya memiliki makna dan maksud masing-masing.

Tanaman Herbal Indonesia Dokter terkejut melihat hasil nya, racun dalam tubuh seperti : Rematik Kolesterol Asam Urat Semua sembuh total deng...