Rabu, 18 Agustus 2021

Membedakan Ragam Bahasa Tulis dan Bahasa Lisan dari Segi Penggunaan Kalimat

Suatu Bahasa yang digunakan, termasuk bahasa indonesia, cenderung bervariasi. Kecenderungan ini tidak terlepas dari konteks pemakaiannya. Pada bahasa Indonesia kita mengenal ragam bahasa baku dan tidak baku, ragam bahasa formal dan tidak formal serta ragam bahasa tulis  dan ragam bahasa lisan.
Ragam bahasa lisan ini dapat Anda jumpai pada teks-teks yang mengutip ucapan seseorang, seperti ragam bahasa yang ada pada teks anekdot atau cerita lucu. Untuk menambah pengetahuan Anda dalam membedakan ragam bahasa tulis dan lisan, bacalah uraian berikut. Defenisi ragam bahasa baku dan tidak baku, ragam bahasa formal dan tidak formal, ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ).

Ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik ( mempunyai prestise tinggi ), biasanya dipakai di kalangan terdidik, dalam karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.

Ragam bahasa  lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terikat oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.

Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terikat ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.

Ragam bahasa resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi misalnya surat dinas dan situasi pengadilan.

Ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang sebagian ditandai oleh penggunaan slang ( ragam bahasa yang digunakan oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi intern sebagai usaha supaya orang-orang atau kelompok lain tidak mengerti ) dan elipsis ( peniadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dapat diramaikan dari konteks bahasa atau konteks luar biasa ) dan digunakan di lingkungan yang akrab. 

Semoga dengan tulisan ini Anda dapat lebih memahami perbedaan antara ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan.!

Selasa, 17 Agustus 2021

Menulis Teks Pidato

Berpidato merupakan salah satu bentuk kegiatan berbahasa di depan audiens atau banyak orang. Sebelum berpidato, seseorang diharapkan mempersiapkan beberapa hal berikut :

1.Menentukan tujuan pidato, apakah menginformasikan, menghibur, atau mempengaruhi ;

2.Mempersiapkan diri sebaik mungkin ;

3.Mempersiapkan teks pidato ;

4.Menentukan cara atau metode penyampaian.

Bagaimana mempersiapkan sebuah teks pidato ?

Sebuah teks pidato terdiri atas 3 bagian berikut.

1. Pembukaan ialah bagian yang berfungsi mempersiapkan pendengar, baik emosi maupun pikirannya untuk menerima isi podato.

Ada 3 hal yang perlu disampaikan dalam bagian ini.

a. Upaya menarik perhatian audiens

Contoh : " Coba anda bayangkan sebentar, apabila setiap pohon di alam ini ditebang untuk membangun rumah atau menjadi bahan baku kertas. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, kita semua akan mati karena kelebihan karbon dioksida atau komplikasi ozon. Bukankah Anda tahu bahwa pohon menyaring udara yang kita hirup dan...?"

b. Membangun Kebutuhan untuk Mengetahui

Contoh : " Perlindungan terhadap hutan tropis di Amazon kedengarannya bermil-mil jauhnya. Namun, pandanganlah hutan tropis di sekitar Anda ! Anda tentu beranggapan bahwa anak-anak dan cucu-cucu kita akan mati jika Anda dan saya tidak melakukan sesuatu hari ini."

c. Mengembangkan Tesis

Contoh : " Topik utama pidato saya adalah jika kita terus-menerus ceroboh memamfaatkan dan memproduksi hutan, kita menggiring diri kita dan anak cucu kita kepada bahaya besar dalam waktu dekat." ( Stephan D.Gladys, 1992:40-41).

2. Isi ialah bagian yang merupakan gagasan-gagasan pokok yang ingin disampaikan pembicara.

Contoh : 

a. Masalah-masalah hangat yang sedang berkembang tentang hutan tropis

b. Bahaya yang akan terjadi 25 tahun mendatang

c. Tindakan yang ditempuh untuk mencegah bencana ini

3. Penutup ialah bagian yang berisi kesimpulan, penegasan kembali tujuan pidato, atau untuk membangkitkan semangat audiens guna melakukan sesuatu seperti yang diharapkan pembicara.

Contoh : " Pilihannya terletak pada kita sendiri. Kita harus melakukan sesuatu sekarang atau membiarkannya begitu saja hingga anak cucu kita nanti akan sulit bertahan hidup."

Langkah - langkah Menyusun Teks Hasil Observasi

Langkah - langkah menyusun teks hasil observasi

1. Menentukan Objek Pengamatan

Teks hasil observasi adalah teks yang disusun berdasarkan hasil pengamatan. Oleh karena itu, langkah pertama untuk menyusun teks hasil observasi adalah menentukan objek pengamatan. Objek pengamatan dapat di pilih dari lingkungan sekitar kalian. Objek tersebut dapat berupa hewan, tumbuhan, benda, peristiwa, dan sebagainya.


2. Mengumpulkan Data tentang Objek Pengamatan

Setelah menemukan objek, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Teknik mengumpulkan data dapat melalui pengamatan langsung atau melalui teknik wawancara.


3. Menyusun Definisi dan Klasifikasi

Definisi dan klasifikasi merupakan salah satu bagian dari struktur teks hasil observasi. Oleh karena itu, setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah merumuskan kalimat definisi dan klasifikasi. 


4. Menyusun Deskripsi Bagian yang Diklasifikasikan

Setelah data - data diklasifikasikan, tahap selanjutnya adalah menyusun deskripsi tiap - tiap bagian tersebut.


5. Menyusun Teks

Tahap selanjutnya adalah menyusun data - data yang berupa definisi, klasifikasi, dan deskripsi tersebut berdasarkan struktur teks hasil observasi. Dalam tahap menyusun teks ini, juga perlu memperhatikan kaidah bahasa indonesia baku disesuaikan dengan kaidah kebahasaan teks hasil observasi.


6. Menentukan Judul

Setelah teks tersusun, tahap terakhir adalah menentukan judul teks. Judul teks harus menarik dan menggugah minat pembaca. Selain itu, judul juga harus mencerminkan isi teks.

Tanaman Herbal Indonesia Dokter terkejut melihat hasil nya, racun dalam tubuh seperti : Rematik Kolesterol Asam Urat Semua sembuh total deng...