Singkatan dan Akronim
Kaidah Kata Imbuhan
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik (.).
Contoh: M. Amin, Drs., Prof., Kol.
Singkatan yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik (.).
Contoh: MPR
Singkatan umum terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik.
Contoh: dst., dsb., dkk., dto.
Akronim adalah singkatan yang terdiri atas gabungan huruf awal,
gabungan suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata yang diperlakukan sebagai kata, seperti:
Contoh: ABRI, PASI, SIM Akabri, Bappenas .
Akronim yang bukan nama diri/lembaga ditulis sebagai berikut: pemilu, rapim, tilang
Akronim yang bukan nama diri/lembaga ditulis sebagai berikut: pemilu, rapim, tilang
Kaidah Morfologi (Pembentukan Kata)
Kaidah Kata Imbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah satuan bahasa yang digunakan dalam bentuk
dasar untuk menghasilkan suatu kata. Hasil dari proses pengimbuhan itulah yang
kemudian membentuk kata baru yang disebut kata berimbuhan.
Imbuhan dalam bahasa Indonesia jumlahnya bermacam-macam. Secara garis besar imbuhan tersebut dibagi ke dalam empat jenis, yakni prefiks, infiks,
sufiks, dan konfiks. Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk dasar.
Contoh:
me(N)- → membaca, menulis, menyapa
ber- → berjalan, berbicara, bermalam
di- → dibaca, ditulis, disapa
ter- → terbawa, termakan, terindak
pe(N)- → penjual, pembeli, penulis
per- → peranak, peristri
se- → sekelas, setara, secangkir
ke- → kepada, kekasih, kedua
maha- → mahakuasa, mahaagung, mahakuasa
Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang diikatkan di tengah bentuk dasar.
Contoh:
-el-, → geletar, telunjuk
-em- → gemetar
-er- → gemertak, seruling, gerigi
Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang diikatkan di belakang bentuk
dasar.
Contoh:
-kan → tanamkan, bacakan, lembarkan
-an → tulisan, bacan, lemparan
-i → akhiri, jajaki, tulisi
-nya → agaknya, rupanya
-wan → rupawan, hartawan, ilmuwan
Konfiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan-belakang bentuk dasar secara bersamaan.
Contoh:
ke-an → keamanan, kesatuan, kebetulan
pe(N)-an → penanaman, pemahaman, penyesuaian
per-an → perusahaan, persawahan, pertokoan
ber-an → berhamburan, bersamaan, bersalaman
se-nya → selama-lamanya, sejauh-jauhnya
Kata ulang (reduplikasi) adalah kata yang mengalami proses perulangan,
baik sebagian atau pun seluruhnya dengan disertai perubahan bunyi atau pun
tidak. Kata ulang memiliki beberapa makna, di antaranya, adalah makna ‘banyak
taktentu’, seperti contoh berikut.
batu-batu negara-negara
buku-buku orang-orang
kuda-kuda pohon-pohon
makanan-makanan peraturan-peraturan menteri-menteri rumah-rumah Ada juga kata ulang yang bermakna ‘banyak dan bermacam-macam’, seperti contoh berikut:
bau-bauan, dedaunan
bibit-bibitan, lauk-pauk
buah-buahan, pepohonan
bumbu-bumbuan, sayur-mayur
bunyi-bunyian, tanam-tanaman
Makna kata ulang lainnya adalah ‘menyerupai dan bermacam-macam’,seperti contoh berikut ini:
kuda-kuda mobil-mobilan
kuda-kudaan orang-orangan
kucing-kucingan robot-robotan
langit-langit rumah-rumahan
mata-mata siku-siku.
Makna kata ulang berikutnya adalah ‘agak atau melemahkan
sesuatu’ yang disebut pada kata dasar Contoh:
kebarat-baratan , malu-malu
kehijau-hijauan, pening-pening
keinggris-inggrisan, sakit-sakitan
kuda-kudaan orang-orangan
kucing-kucingan robot-robotan
langit-langit rumah-rumahan
mata-mata siku-siku.
Makna kata ulang berikutnya adalah ‘agak atau melemahkan
sesuatu’ yang disebut pada kata dasar
Contoh:
kebarat-baratan , malu-malu
kehijau-hijauan, pening-pening
keinggris-inggrisan, sakit-sakitan
kekanak-kanakan, tidur-tiduran
kekuning-kuningan
Kata ulang bisa pula bermakna ‘Intensitas kualitatif’, seperti
terlihat pada contoh berikut ini:
keras-keras, segiat-giatnya
kuat-kuat, setinggi-tingginya
Di samping itu, kata ulang dapat bermakna ‘intensitas kuantitatif’, seperti contoh berikut:
bercakap-cakap,manggut-manggut berlari-lari, mengangguk-angguk berputar-putar, mondar-mandir ,bolak-balik, tersenyum-senyum ,menggeleng-gelengkan, tertawa-tawa ,Kata-kata ulang di dalam contoh berikut ini memperlihatkan makna ‘kolektif’
dua-dua, kedua-duanya
empat-empat, ketiga-tiganya
Terakhir, kata ulang dapat bermakna ‘saling’, seperti yang tampak pada
contoh-contoh di bawah ini.
berpandang-pandangan, pukul-pukulan bersalam-salaman tendang-menendang lempar-lemparan, tolong-menolong .