Selasa, 17 November 2020

Unsur Intrinsik

Kalian pernah mengenal berbagai unsur intrinsik dan ekstrinsik saat mempelajari karya sastra. Karya sastra sebagai sebuah struktur terbentuk dari berbagai unsur. Diantaranya unsur intrinsik.
Unsur Intrinsik
Terdiri atas tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.

a. Tema merupakan inti atau pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita. Tema dapat menyangkut segala persoalan, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.

b. Alur disebut juga dengan plot yakni rangkaian peristiwa yang mengandung sebab akibat. Pola pengembangan alur tidak seragam, namun secara umum terbagi atas pengenalan cerita, pengungkapan peristiwa, menuju pada konflik, puncak konflik, dan penyelesaian.

c. Latar atau setting meliputi tempat, waktu, suasana, dan budaya yang di gunakan dalam suatu cerita. Latar bisa bersifat faktual atau bisa pula imajiner. Fungsi latar adalah memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.

d. Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

e. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam menyampaikan cerita. Sudut pandang pengarang terdiri atas dua macam. Pertama berperan langsung sebagai orang pertama dan kedua sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat.

f. Amanat merupakan pesan, merupakan ajaran moral yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca.

g. Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang berfungsi menciptakan suatu nada atau suasana persuasif. Bahasa yang tepat mampu menciptakan suasana yang di kehendaki pengarang cerita.

Selasa, 10 November 2020

Unsur Ekstrinsik Puisi

 Unsur Ekstrinsik Puisi

1. Unsur sosial 

Situasi dan kondisi sosial punya pengaruh yang kuat terhadap hidup seseorang. Unsur sosial yang dimaksud bisa berupa lingkungan sekitar penulis, isu yang menarik perhatian penulis, sampai iklim politik di negara yang berkaitan. Seperti apa situasi dan kondisi sosial waktu sebuah puisi dibuat?

Kita bisa mengambil contoh seorang penulis yang sedang tinggal di lingkungan yang kurang bersahabat. Puisi-puisi yang dihasilkan penulis kala itu nggak akan jauh dari puisi yang kental akan kritik atau sindiran tajam kepada masyarakat setempat. Bahkan, nggak jarang juga penulis meluapkan kekecewaan hingga kemarahan lewat puisi-puisi yang dibuatnya.

Dari sisi pembaca, unsur sosial yang terkandung di dalam puisi berperan menceritakan banyak hal. Kalau kita membaca puisi pemberontakan tahun 70-an, sedikit banyak, puisi itu menceritakan situasi dan kondisi sosial di masa itu. Unsur sosial di dalam puisi mengajak pembaca menyelami dunia yang dihadapi penulis ketika menulis puisi itu

Puisi yang kita tulis hari ini, sedikit banyak akan menceritakan situasi dan kondisi sosial hari ini. Bayangkan kalau kita menulis puisi hari ini lalu kita baca ulang 10 tahun lagi. Puisi itu akan berperan sebagai mesin waktu yang memutar ulang bagaimana situasi dan kondisi sosial pada waktu puisi itu dibuat. Meskipun mungkin cuma tersirat atau samar-samar belaka.

Kalau kamu ingin memahami lebih dalam, carilah dua puisi yang ditulis dalam dua waktu yang berbeda. Misalnya, puisi yang ditulis tahun 2000-an dengan puisi yang ditulis tahun 80-an. Unsur sosial yang terkandung di dalam kedua puisi itu pasti sangat berbeda. Dengan membaca keduanya kamu bisa lebih memahami perbedaan apa saja yang ada di dalamnya.


2. Unsur nilai

Unsur Ekstrinsik puisi selanjutnya adalah unsur nilai. Sebagai manusia, kita pasti memegang nilai-nilai tertentu dalam hidup. Nilai-nilai tersebut meliputi budaya, politik, ekonomi, hukum, adat-istiadat, filsafat, religi, dan berbagai nilai lainnya. Secara naluriah, nilai-nilai yang kita pegang akan ikut terkandung dalam puisi yang kita tulis.

Unsur Ekstrinsik puisi selanjutnya adalah unsur nilai. Sebagai manusia, kita pasti memegang nilai-nilai tertentu dalam hidup. Nilai-nilai tersebut meliputi budaya, politik, ekonomi, hukum, adat-istiadat, filsafat, religi, dan berbagai nilai lainnya. Secara naluriah, nilai-nilai yang kita pegang akan ikut terkandung dalam puisi yang kita tulis.

Karena begitu kuat dan mengakar dalam diri penulis, unsur nilai juga menyiratkan keberpihakan penulis tentang suatu tema yang dia angkat di dalam puisinya. Apakah dia sedang mengkritik? Memuja? Atau mendebat? Unsur nilai inilah yang berperan paling besar dalam menentukan keberpihakan penulis.


3. Unsur biografi

Unsur ekstrinsik puisi yang selanjutnya adalah unsur biografi. Ini berkaitan dengan riwayat hidup dari penulis. Pengalaman hidup penulis punya pengaruh yang kuat terhadap puisi-puisi yang dihasilkan. Seorang penulis yang tumbuh besar di tengah-tengah keluarga yang kurang harmonis mungkin akan kesulitan kalau diminta membuat puisi romantis.

Kalau kamu bertanya-tanya kenapa kamu suka sekali membuat puisi romantis, mungkin karena kenangan-kenangan romantis yang pernah kamu alami begitu membekas. Kamu ingin mengabadikan kenangan romantis itu ke dalam bait-bait puisi. Hal-hal seperti itu, sangat umum terjadi.

Unsur biografi juga mencakup aspek historis dan aspek psikologis. Kondisi kejiwaan seorang penulis hari ini adalah buah dari apa yang dia alami di masa lalu. Kalau kamu pernah disakiti di masa lalu dan masih memendam kemarahan hari ini, jangan heran kalau puisi-puisi yang dihasilkan berbicara seputar kesakitan dan kemarahan.

Ada kutipan umum yang bilang kalau kamu adalah apa yang kamu tulis. Itulah sebabnya unsur biografi menjadi salah satu unsur ekstrinsik puisi. Karena puisi adalah cerminan penulisnya. Kamu bisa mengenal dunia dan isi kepala dan isi hati seorang penulis dapat tercurahkan melalui puisi-puisi yang ditulisnya.

Sejalan dengan itu, kamu juga bisa mengenal dirimu sendiri melalui puisi-puisi yang kamu tulis. Kalau kamu sedang sedih, kecewa, atau marah, puisi yang kamu tulis kemungkinan besar akan selaras dengan kondisi psikologis dirimu saat itu. Rasanya akan sangat sulit kalau orang yang lagi sedih diminta untuk menulis puisi bahagia.

Setelah mengetahui unsur ekstrinsik puisi, kita bisa memahami puisi lebih dalam. Kita jadi paham kalau puisi bukan cuma untaian kata-kata indah belaka, tetapi juga kental akan makna. Ada banyak unsur yang terangkum di dalam sebait puisi. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang baru saja kita pelajari adalah yang paling dasar sekaligus yang paling penting.

Ibarat rumah, unsur intrinsik dan ekstrinsik adalah pondasi dan hal-hal yang nggak tertulis tetapi berkaitan erat dengan rumah itu. Jadi, kita bukan cuma melihat sekilas dari luar saja tetapi juga melihat lebih dalam. Setelah itu, kita bisa menemukan banyak hal baru yang mungkin sebelumnya luput dari penglihatan kita.

Kalau kamu punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan seputar menulis puisi, atau pengetahuan tambahan yang dirasa penting, kamu bisa membagikannya di kolom komentar yang sudah disediakan ya, teman-teman! Berbagi adalah salah satu cara terbaik untuk tumbuh. Jadi, nggak perlu ragu atau malu untuk berbagi.



Jumat, 16 Oktober 2020

Karakteristik Teks Eksposisi

Kita hidup di era informasi. Beragam informasi dapat kita peroleh dengan mudah melalui media cetak maupun media elektronik. Informasi tersebut dapat berupa berita, artikel, laporan, bahkan buku pelajaran. Berapa kalikah anda menonton atau membaca berita dalam satu hari? Berapa banyak pula artikel dan laporan yang anda baca dalam satu waktu? Lalu berapa lama anda belajar dengan buku-buku ketika bersekolah? Dapatkah anda membayangkan kehidupan tanpa semua informasi dan wawasan yang penting itu? 


Semua informasi itu di tulis dalam bentuk eksposisi. Jadi, dengan membaca eksposisi, kita dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Nah, seperti apakah bentuk teks eksposisi itu? Bagaimana teks eksposisi menggambarkan informasi yang memperkaya wawasan?


Berikut kita akan bahas tentang karakteristik teks eksposisi. Secara umum, teks eksposisi diartikan sebagai teks memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Teks eksposisi sering kali dilengkapi dengan pendapat para ahli, contoh, dan fakta-fakta. Bahkan, teks ini dapat pula dilengkapi dengan media-media visual, seperti tabel, grafik, dan peta. 

Karakteristik teks eksposisi

1. Memaparkan

2. Menyajikan sejumlah fakta

3. Pembaca memperoleh wawasan 

4. Menggunakan kata-kata lugas



Rabu, 14 Oktober 2020

Pola Pengembangan Eksposisi

 Paragraf eksposisi adalah paragraf yang menerangkan, menjelaskan, atau memaparkan sebuah benda, gagasan atau ide. untuk memperjelas dalam karangan atau paragraf eksposisi biasanya disertai data seperti :grafik, data statistik,contoh,gambar, denah, peta, dan arganogram. Ciri paragraf eksposisi adalah berusaha menguraikan, mengupas, menjelaskan, menceritakan, agar pembaca menjadi paham akan sesuatu  peristiwa atau kejadian dengan tiddadk ada paksaan. karangan ini memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca. menggunakan pengembangan analisis, ruangan, dan kronologis. karangan ini memaparkan kejadian agar pembaca memahaminya.

Pola Pengembangan Eksposisi

a.  Metode identifikasi menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek, sehingga pembaca mengenal objek yang diuraikan.

b. Metode perbandingan menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua benda atau lebih. tujuannya untuk memperkenalkan sesuatu yang baru, beberapa objek dengan menghubungkan prinsip-prinsip umum yang berlaku, memberikan gambaran, gagasan, dan prinsip umum.

c.  Metode ilustrasi mengembangkan alinea dengan menambahkan penjelasan terhadap kalimat utama.

d.  Metode klasifikasi mengembangkan alinea dengan menambahkan pengelompokan atas isi pikiran-pikiran utama dan dikembangkan dengan pikiran-pikiran penjelas sesuai dengan kelompok yang sama.

e.  Metode definisi mengembangkan alinea dengan memberikan definisi atau pengertian leksikal dan lugas terhadap pikiran utama alinea.

f.  Analisis bagian fungsional, proses, dan kausal : mengembangkan alineadengan menambahkan pada pikiran utama, segi-segi rincian, manfaat, proses terjadinya dan hubungan sebab akibat.

g. Eksposisi proses adalah eksposisi yang dikembangkan dengan pola pengembangan proses. pola pengembangan proses adalah pola pengembangan yang mengembangkan gagasan dengan menitikberatkan pada proses terjadinya sesuatu. 

Masih ada beberapa jenis pola pengembangan teks eksposisi  lainnya, seperti pola pengembangan pertentangan, laporan dan berita. 



Senin, 12 Oktober 2020

Karakteristik Puisi Lama

Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait ( KBBI ). Puisi dibagi menjadi puisi lama dan puisi baru. 

Puisi lama adalah puisi yang terikat pada baris, bait, rima dan irama dan belum mendapatkan pengaruh dari budaya asing. Pada puisi ini terdapat aturan – atuaran yang mengikat, yaitu :

  1. Jumlah kata dalam 1 baris
  2. Jumlah baris dalam 1 bait
  3. Persajakan (rima)
  4. Banyak suku kata tiap baris
  5. Irama

Ciri – ciri puisi lama   :

  1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
  4. Anonim (pengarangnya tidak diketahui).
  5. Terikat jumlah baris, rima, dan irama.
  6. Merupakan kesusastraan lisan.
  7. Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise.

Berbagai bentuk puisi lama, misalnya mantra, karmina, talibun, gurindam, syair, pantun, dan seloka. Salah satu bentuk puisi lama yang terikat oleh irama,rima, irama dan bait adalah pantun. 

Bentuk- bentuk puisi lama           :

  1. Mantra

Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib.

Ciri-cirinya      :

  1. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
  2. Bersifat lisan, sakti atau magis
  3. Adanya perulangan
  4. Metafora merupakan unsur penting
  5. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
  6. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.

Contoh :

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang

Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

  1. Pantun

Pantun adalah bentuk puisi Indonesia yang tiap barisnya terdiri atas empat baris yang bersajak.

Ciri – cirinya   :

  1. Setiap bait terdiri 4 baris
  2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
  3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
  4. Bersajak a – b –  a – b
  5. Setiap baris terdiri dari 8
  6. 12 suku kata
  7. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Kalau ada jarum patah

Jangan dimasukkan ke dalam peti

Kalau ada kataku yang salah

Jangan dimasukan ke dalam hati

  1. Karimna

Karmina adalah puisi lama lama yang terdiri dua baris dalam satu bait, baris prtama  berupa sampiran, baris kedua berupa isi, bersajak tengah dan akhir

Ciri – cirinya   :

  1. Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
  2. Bersajak aa-aa, aa-bb
  3. Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
  4. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
  5. Semua baris diawali huruf capital.
  6. Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
  7. Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.

Contoh             :

Dahulu parang, sekarang besi (a)

Dahulu sayang sekarang benci (a)

  1. Seloka

Seloka adalah pantun yang antar baitnya saling berikatan yaitu baris kedua bait pertama menjadi baris pertama bait kedua dan baris keempat bait pertama menjadi baris ketiga bait kedua.

Ciri – cirinya   :

  1. Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.
  2. Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

Contoh             :

Lurus jalan ke Payakumbuh,

Kayu jati bertimbal jalan

Di mana hati tak kan rusuh,

Ibu mati bapak berjalan

  1. Gurindam

Gurindam merupakan sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.

Ciri – cirinya   :

  1. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
  2. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris    pertama

Contoh             :

Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )

Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )

Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

  1. Syair

Syair merupaka puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang selalu  berakhiran dengan bunyi yang sama.

Ciri – cirinya   :

  1. Terdiri dari 4 baris
  2. Berirama a-a-a-a
  3. Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair

Contoh             :

Pada zaman dahulu kala (a)

Tersebutlah sebuah cerita (a)

Sebuah negeri yang aman sentosa (a)

Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

  1. Talibun

Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi,  tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.

Ciri – cirinya   :

  1. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
  2. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
  3. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
  4. Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a –  b – c.
  5. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a –  b – c – d –  a –  b –  c –  d

Contoh             :

Kalau anak pergi ke pekan

Yu beli belanak pun beli sampiran

Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan

Ibu cari sanak pun cari isi

Induk semang cari dahulu


Kamis, 08 Oktober 2020

Langkah-langkah menyusunan teks eksposisi

 1. Menentukan Tema

Tema adalah dasar penulisan yang harus ditentukan paling awal sebelum melakukan kegiatan menulis.  Tema juga dijadikan pijakan untuk mengembangkan gagasan. Kemudian gagasan itu nantinya                 dituangkan dalam bentuk tulisan. Jika memilih tema, pilihlah tema yang kontekstual dengan                     kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, teks yang akan kalian susun akan lebih bermanfaat bagi pembaca.

2. Menentukan Tujuan Teks 

Ketika merumuskan tujuan, ada baiknya kalian juga mengaitkan dengan tema yang telah kalian pilih. contoh rumusan tujuan penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.

Tujuan : Menginformasikan atau memaparkan kepada pembaca pengaruh facebook terhadap perilaku remaja

3. Mengumpulkan Data Sesuai dengan Tema

Data dapat diperoleh melalui beberapa teknik. Misalnya , melalui studi pustaka dengan membaca beberapa referensi terkait tema yang ditentukan. Bisa juga melalui wawancara dengan narasumber yang memahami benar tema yang terkait.

4. Menyusun Kerangka Karangan

Kerangka teks berfungsi sebagai penuntun agar teks tidak keluar dari pokok pembahasan. Selain itu, kerangka teks juga bertujuan agar gagasan dapat tertuang secara runtut. Kerangka berisi gambaran tentang tema, judul, gagasan inti, dan gagasan penjelas teks.

5. Mengembangkan Kerangka Karangan    

Berdasarkan kerangka yang telah disusun, langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks. Dalam mengembangkan kerangka, satu gagasan utama atau gagasan pokok dikembangakan menjadi satu paragraf.


Teks Esposisi

  Pengetahuan seseorang banyak didapatkan dari berbagai sumber, baik melalui membaca , mendengarkan , maupun dari melakukan sesuatu. berdasarkan pengalaman tersebut, seseorang dapat menjelaskan atau memaparkan lagi hasilnya kepada orang lain. Pemaparan atau penjelasan inilah yang dinamakan teks eksposisi. Eksposisi pada prinsipnya adalah paparan,. Teks eksposisi adalah sebuah teks , baik berupa lisan maupun tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi. Dalam teks ekposisi tidak ada paksaaan untuk menerima atau meyakini paparan yang terdapat di dalamnya sebagai karya yang besar,tetapi sekedar memperluas pengetahuan.

    Eksposisi pada dasarnya memiliki akna penjelasan. Eksposisi adalah ' uraian ( papaaran ) yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan ( Misalnya suatu karangan ) ; 2 pameran ( barang hasil industri ,karya seni , kerajinan tangan , dsb) 3 Sas sebagai awal karya sastra yang berisi keterangan tentang tokoh dan latar; paparan' (KBBI ,2008 : 360) . Jadi teks eksposisi berarti sebuah teks yang bertujuan untu menjelaskan sesuatu. dengan penjelasan tersebut diharapkan pembaca / pendengar memahami isi teks yang tersebut. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut eksposisi adalah ekspositif dan ekspositoris . kedua istilah itu dianggap memiliki istilah yang sama .

    Teks eksposisi mengandung hal-hal yang ilmiah atau nonfiksi , artinya bahwa dalam teks eksposisi terdapat pendapat yang disertai bukti atau dukungan untuk memperjelas pendapat. Dengan demikian , teks eksposisi selalu mengandung Opini dan Fakta. Opini dan Fakta sebagai salah satu langkah berpikir secara logis . opini sebagai pendapat yang disampaikan dalam teks, sedangka fakta sebagai bukti pendukung yang bersifat nyata. Yang termasuk opini antara lain gagasan, pemikiran, prediksi, kritik,dan hal-hal yang bersifat subjektif. Fakta , di antaranya , semua hal yang pernah terjadi ,data, hasil penelitian, hasil observasi. 

Ciri-ciri Opini adalah sebagai berikut.

1. Informasi berupa gagasan

2. Pendapat yang belum dibuktikan kebenarannya

3. Harapan akan terjadi sesuatu

Ciri-ciri Fakta antara lain sebagai berikut.

1. Berkaitan dengan segala sesuatu ( keadaan ,peristiwa,dll ) yang sungguh-sungguh ada/terjadi

2. Berkaitan dengan segala sesuatu ( benda, keadaan, peristiwa,dll. ) yang dapat ditangkap oleh                   pancaindra.

3. Berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat diobservasi atau diuji kebenarannya.

Struktur Teks Eksposisi

1. Tesis

2. Argumentasi 

3. Penegasan Ulang Pendapat      

Rabu, 09 September 2020

Langkah-langkah membuat laporan kegiatan membaca buku

Kegiatan membaca sangat berguna. Dari kegiatan membaca, kita memperoleh banyak pengetahuan, wawasan, atau informasi berharga. Banyak sumber bacaan yang dapat kamu baca. Namun, saat ini kamu belajar dari membaca buku nonfiksi. Salah satu jenis buku nonfiksi adalah buku-buku pengayaan. Buku-buku ini akan memperkaya pengetahuanmu,keterampilanmu dan sikapmu. 
Adapun langkah-langkah yang perlu diketahui untuk membuat sebuah laporan kegiatan membaca sebagai berikut :

  1. Carilah buku nonfiksi ( buku pengayaan ) diperpustakaan. Buku yang kamu baca bukan buku pelajaran.
  2. Carilah buku nonfiksi yang dapat kamu miliki untuk dibaca.
  3. Mulailah mempersiapkan kegiatan membaca 
  4. Tulislah judul buku, nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan kota terbit.
  5. Amatilah daftar isi buku. Bacalah sekilas daftar isinya, kemudian tuliskanlah, ada berapa bab isi buku tersebut.
  6. Sebelum membaca, berdasarkan daftar isi buku kamu susun pertanyaan yang mungkin akan kamu dapatkan dari isi buku. Pada buku laporan membaca, tulislah pertanyaan-pertanyaan yang ingin kamu dapatkan jawabannya dari membaca isi buku.
  7. Mulailah membaca. Jika buku itu milikmu, ketika membaca tandailah butir-butir penting, tuliskanlah pada buku laporan membaca.
  8. Setiap kamu akan mulai membaca, tuliskan yerlebih dahulu hari, tanggal, dan waktu kamu kamu membaca agar kegiatanmu terdata.
  9. Lakukanlah kegiatan membaca buku tersebut selama satu minggu.
  10. Jika kamu selesai membaca buku, susunlah laporan kegitan tersebut dalam buku rekaman tertu

Selasa, 08 September 2020

Langkah-langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi

  1. Tentukan objek yang akan kamu amati !
  2. Susunlah jadwal observasi yang akan kamu lakukan
  3. Lakukanlah observasi terhadap objek tersebut dengan menyiapkan pertanyaan atau poin-poin pengamatan terlebih dahulu
  4. Catatlah hasil observasi kamu ! Bila memungkinkan, ambil foto dan videokan observasimu.
  5. Susunlah teks laporan hasil observasimu dengan memperhatikan ketepatan isi, struktur, dan kaidah kebahasaannya.
  6. Presentasikan teks laporan hasil observasimu di hadapan teman-temanmu
  7. Publikasikan teks laporan hasil obervasimu di majalah dinding,majalah sekolah,blog atau media cetak.
  8. Berilah tanggapan kritik dan saran terhadap teks laporan hasil observasi yang di sajikan temanmu

 

Bahasa Negara dan Bahasa Nasional

 Bahasa Negara

Setelah 28 Oktober 1928 tanggal penting lainnya bagi Bahasa Indonesia adalah 18 Agustus 1945. Pada tanggal tersebut Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa Negara. Ketetapan ini tercantum dalam Pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.

Apakah arti Bahasa Negara? Pertama, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi kenegaraan. Kedua menjadi bahasa pengantar dunia pendidikan. Ketiga menjadi alat perhubungan, dan keempat menjadi alat pengembangan Iptek & Kebudayaan.

Selain sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa nasional. Dengan menjadi bahasa nasional, maka Bahasa Indonesia menjadi lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu, alat perhubungan antarwarga.

Kini bahasa Indonesia telah menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air dan dikenal oleh hampir semua penduduk Indonesia. Kalau ditengok, Bahasa Indonesia berkembang pesat hanya kurang dari 80 tahun. Ini luar biasa dan bisa disebut anugerah Yang Mahakuasa pada bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia asalnya dari Bahasa Melayu dan bahasa Melayu ini berasal dari daerah kecil di Sumatera, yaitu Riau. Apakah sebuah bahasa daerah kecil bisa menjadi bahasa nasional sebuah keadaan yang luar biasa?

Dari segi itu tidak luar biasa, kata Sutan Takdir Alisyahbana. Katanya, semua bahasa persatuan asalnya dipakai oleh kalangan kecil saja, lalu menyebar. Dia mengambil contoh Bahasa Belanda mulanya tumbuah di Brabant, Limburg, dan Vlanderen. Daerah ini berpisah pada abad 16 dan 17 menjadi daerah selatan. Orang-orang pandai di selatan lalu banyak yang pindah ke Amsterdam di utara. Jadilah bahasa persatuan yang asalnya di selatan itu. Juga Bahasa Prancis asalnya dari Paris dan sekitarnya atau Bahasa Italia dari daerah Florence di semenanjung Apeniymen lalu dipakai para pujangga seperti Dante, Patrarca, Bocaccio dan menjadi bahasa persatuan.

Bahasa Nasional

Betapapun Bahasa Indonesia patut menjadi fenomena yang langka dalam perkembangan bahasa-bahasa dunia. Ambil soal bahasa nasional yang ada di dunia. Di Indonesia bahasa nasional diresmikan 18 Agustus 1945 atau hanya 17 tahun setelah dikumandangkannya bahasa itu sebagai “bahasa persatuan” pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Kini penduduk yang berjumlah 224 juta (2005), Indonesia tidak mengalami persoalan serius dalam bahasa nasional dan bahasa persatuannya. Untuk diketahui jumlah bahasa daerah 726 (yang masih dipakai) atau 731 (termasuk yang sudah mati). Daerah paling banyak bahasanya adalah Irian Jaya/Papua yaitu 265, diikuti Maluku (131), Sulawesi (113), Kalimantan (82), Nusa Tenggara (68), Sumatra (52). Daerah paling sedikit Jawa (19).

Tiadanya persoalan serius dalam bahasa nasional dan bahasa persatuan ini, berbeda dengan negara-negara lain seperti India yang berpenduduk 1 miliar dan memiliki 15 bahasa nasional yaitu Assam (15 juta), Bengali (70 juta), Gujarat (45 juta), Hindi (180 juta), Kannada (35 juta), Kashmir (4 juta), Malayalam (35 juta), Marathi (68 juta), Oriya (31 juta), Punjab (27 juta), Sanskerta (194.433), Sindh (3 juta), Tamil (61 juta), Telugu (69 juta). Bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa nasional kedua. Atau Cina yang bahasa nasional/resminya adalah Mandarin. Dengan jumlah penduduk 1,3 miliar, negara ini memiliki 202 bahasa daerah. Bahasa daerah terbesar adalah Mandarin (850 juta penduduk) yang menjadi bahasa resmi/nasional.

Atau juga tetangga kita, Filipina, yang memiliki dua bahasa nasional yaitu Tagalog dan Inggris. Dengan jumlah penduduk 73 juta dan jumlah bahasa daerah 172 (masih hidup 169) memang pantas menjadikan bahasa daerah terbesar Tagalog (23 persen, 17 juta, tetapi dipakai 39 juta penduduk) sebagai bahasa nasional. Namun, yang biasa dipakai sekarang adalah bahasa Inggris yang menjadi bahasa nasional kedua.

Di berbagai bagian dunia kini masih muncul masalah bahasa nasional ini. Di Aljazair, suku-suku Baduy masih menolak penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa nasional. Di Kanada, terutama di Quebec, orang harus menggunakan dua bahasa untuk masalah-masalah yang menyangkut masyarakat umum. Di beberapa negara bekas “jajahan” Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgistan, Azerbaija, masih muncul persoalan serupa.

Senin, 31 Agustus 2020

Menganalisis Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

Setiap Teks memiliki unsur kebahasaan yang berbeda-beda, demikian pula dengan teks laporan hasil observasi. Untuk mengetahui unsur kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi berikut penjelasannya.

1. Kata serta Frasa Verba dan Nomina

Jenis kata dan kelompok kata ( frasa ) yang dominan digunakan dalam sebuah teks laporan hasil observasi adalah verba ( kata kerja ) dan nomina ( kata benda ). Untuk  memahami hal tersebut, kamu harus mengetahui perbedaan kata dan frasa. Kata berbentuk morfem atau morfem bebas, yaitu satuan bahasa terkecil ( dapat memiliki arti maupun tidak ) yang bersifat bebas. Frasa merupakan gabungan beberapa unsur namun tidak melebihi batas fungsi. Artinya, sekalipun terdiri atas beberapa unsur namun hanya memiliki satu fungsi dalam sebuah kalimat. Selain  itu, frasa merupakan kelompok kata yang nonpredikatif, atau tidak menduduki subjek dan predikat. 

Perhatikan contoh identifikasi kata benda dan farasa benda dalam teksa

a. Nomina
     Contoh :
Kata : wayang
Frasa : seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli indonesia

b. Verba
  Contoh :
Kata : adalah
Frasa : sudah membagi

Berdasarkan analisis kata dan frasa dapat di nyatakan bahwa pada paragraf pertama dalam teks yang bejudul wayang banyak digunakan frasa nomina. Sementara itu, frasa verba pada paragraf pertama teks diatas hanya ada satu, sedangkan yang lainnya berupa kata. Dengan demikian nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek pada paragraf pertama teks diatas banyak menggunakan Frasa, sedangkan predikat banyak menggunakan kata. 

2. Afiksasi 

Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar atau kata bentukan. Kata dasar adalah kata yang buelum mendapat imbuhan, pemajemukan, atau pengulangan. Kata bentukan adalah kata yang telah mendapat imbuhan (afiksasi), pengulangan ( reduplikasi) dan pemajemukan ketika di gunakan.

Kata yang mendapat proses pengimbuhan dapat berupa jenis. Misalnya, kata berjenis verba dapat berubah menjadi nomina jika mendapat imbuhan. Contoh, kata "minum" ( verba ) mendapat imbuhan "_ an " menjadi " minuman" ( nomina ).

Suatu kata dasar dapat bwrubah menjadi verba jika mendapat imbuhan me (N)-, be (R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan pe (N)-, pe (R)-, -an, atau terkadang ke -an.

3. Kalimat Defenisi dan Kalimat Deskripsi

Contoh kalimat Defenisi dalam teks yang berjudul Wayang.
- wayang adalah seni pertunjukan yang  ditetapkan sebagai warisan budaya indonesia.

Contoh kalimat Deskripsi dalam teks yang berjudul wayang
- wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai dengan kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama campurit yang terdiri atas tuding dan gapit.

4. Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat dalam sebuah teks dapat dibentuk hanya oleh satu klausa, yaitu bagian kalimat yang memiliki subjek dan predikat ( predikatif ). Kalimat yang hanya memiliki satu klausa disebut sebagai kalimat simpleks atau biasa pula disebut kalimat tunggal. 
Contoh kalimat simpleks dengan bermacam pola
- Ada beragam jenis topeng di museum ini :
- kelelawar merupakan hewan unik
- wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit

Kalimat kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yg memiliki dua atau lebih klausa. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat

Contoh kalimat majemuk setara
-Dalam budaya modern, wayang berfungsi menghibur dan mendidik

Contoh kalimat majemuk bertingkat
- Keberadaan D'topeng tidak dapat dipisahkan dengan museum angkut karena kedua tempat ini berada di tempat yang sama.

Selasa, 18 Agustus 2020

D'topeng Museum Angkut

 D'topeng Museum Angkut


D'topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan D'topeng tidak dapat dipisahkan dengan  Museum Angkut karena kedua tempat ini berada disatu tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali disebut pula sebagai Museum Topeng karena memang berisi topeng dengan berbagai model bentuk. Namun, D'topeng tidak hanya berisi topeng, tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa barang tradisional dan barang antik. Topeng, barang tradisional, dan barang antik dalam museum ini dapat di kelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu, batu, logam, dan keramik.


Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling mendominasi tempat ini adaah topeng. Ada beragam jenis topeng di museum ini. Topeng-topeng tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu berbahan dasar kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian besar berasal dari daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat. Sementara itu, topeng yang berbahan batu berasal dari daerah sekitar Sulawesi dan Maluku.


Selain topeng, barang-barang tradisional juga dipamerkan di D'topeng. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik5 motif lama, dan hiasan rumah kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-barang tersebut juga dikelompokkan menjadi empat, yaitu berbahan dasar kayu seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau asal Toraja, berbahan dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal Batak, berbahan dasar logam seperti pisau sunat dan perhiasan logam asal Sumba, dan yang berbahan dasar kain seperti batik berbagai motif asal Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang kuno yang sampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau biasa disebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua, kursi antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan benda-benda lain dapat di jumpai di dalam museum D'topeng. Barang-barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu keramik dan logam. Barang antik yang berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-guci tua peninggalan salah satu dinasti di Tiongkok dan bantal yang digunakan untuk bangsawan Dinasti Yuan ( Tiongkok ) yang sudah meninggal. Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar logam adalah jinggaran coin ( Kerajaan Gowa ), mata uang Kerajaan Majapahit, koin VOC, dan kursi antik asal Jawa Tengah.


Selain itu untuk dipamerkan, benda-benda di D'topeng ini juga di mamfaatkan sebagai media pelestarian budaya. Selanjutnya, D'topeng berfungsi pula sebagai museum, yaitu sebagai konservasi benda-benda langka agar terhindar dari perdagangan ilegal.



Sumber: buku bahasa indonesia kelas x



Selasa, 11 Agustus 2020

Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sangat dinamis, sehingga menghasilkan kosakata baru dari penciptaan dan penyerapan bahasa daerah maupun asing. Salah satu bahasa yang datang dari luar adalah bahasa Inggris. Dimana bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan sebagai komunikasi antar bangsa.

Sehingga tidak heran, banyak orang yang belajar untuk menguasai bahasa Inggris.hal ini bertujuan agar mereka tidak buta akan informasi yang ada di dunia. Meskipun mempelajari bahasa Inggris penting, akan lebih baik jika kita sebagai warga Negara Indonesia tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan bahasa Indonesia.

Untuk lebih memperdalam bahasa Indonesia, kita harus mengetahui sejarah bahasa Indonesia dan perkembangannya hingga saat ini. Dimana bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu penduduk Indonesia yang sangat beranekaragam.

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.

Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.



Selasa, 04 Agustus 2020

Struktur dan Kaidah Teks Observasi

    Pada Materi kali ini, kalian akan  belajar mengenal struktur dan kaidah kebahasaan teks hasil observasi, memahami makna teks hasil observasi, menyunting teks hasil observasi, meringkas teks hasil observasi, dan mengonversi teks hasil observasi.

    Apakah yang dimaksud laporan,? Dalam bahasa inggris, teks laporan dikenal dengan istilah report . Banyak pembaca yang menafsirkan laporan sebagai berita. Pandangan tersebut sungguh tidak salah. kata laporan secara gramatikal berasal dari kata lapor dan akhiran -an. akhiran -an secara gramatkal berarti ''perihal ''. jadi , kata laporan berarti 'perihal melaporkan'. Bagaimana dengan kata berita ? Berita merupakan kata dasar. untuk mengetahui arti kata berita, tentu saja kalian harus membuka kamus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002:140 ) di artikan :

'' Berita n 1 cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hagat; kabar...;2 laporan...''

    Dengan merujuk pada pengertian terebut maka memang benar bahwa kata laporan memiiki persamaan deng berita.Akan tetapi, laoran juga berkaitan  dengan sala satu jenis ( genre ) teks, yang dalam bahasa inggis disebut report. Lporan adalah salah satu jenis teks yang bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan sesuatu yang sifatnya umum ( general ).Dalam pengertian ini, teks laporan ( report ) hampir mirip dengan deskripsi. Perbedaannya, teks deskripsi menjelaskan sesuatu secara khusus.

    Laporan memiliki peranan penting pada suaatu organisasi karena hubungan antara atasan dan bawahan merupakan bagian dari keberhasilan organissasi tersebut. dengan adanya hubungan antara perseorangan dalam suatu organisasi, baik yang berupa hubungan antara atasan dan bawahan, maka aan bisa mewujudkan suatu sistem  delegation of autority dan pertanggungjawaban akan terlaksana secara efektif dan efesien dalam organisasi.

    Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suaatu  keadaan atau suatu kegiatan. Pada dassarnya fakta yang disajkan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si elapor ( dilihat,didengar,atau dirasakan sendiri ) ketika si pelapor melakukan  suatu kegiatan. 

    Sebuah laporan hasil observasi pada umumnya disajikan dalam bentuk karya tulis atu yang lazim disebut degan makalah. Adapu yang dimaksud dengan makalah adaah karya tulis yang membahas suatu persoalan dengan penyeelesaian yang didasarkan hasil membaca atau hasil pengamatan lapangan. Makalah biasanya disusun untuk diskusi-diskusi resmi, seperti simposium,seminar, atau lokakarya .Makalah sering pula disebut paper, yakni tugas tertulis pada suatu mata pelajaran dan penyusunannanya bisa berupa hasil kajian hasil observasi lapangan.

   Makalah disajikan dalam bagian-bagian berikut :
  • Pendahuluan : Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, prosedur penyelesaian masalah, dan sitematika pembahasan .
  • Pembahasan : Bagian ini memuat uaian tentang hasil kajian penulis dalam mengembangkan jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dlengkapi denga data lapangan ( hasil obssrvasi ) serta pendapat-endapat penulis itu sediri. Bagian ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian.
  • Simpulan  : Bagian ini bukanlah ringkasan isi. Simpulan adalah pemaknaan kembali terhadap uraian yang telah dibuat pada bagian pembahasan. Dalam mengabil simulan tersebut, penulis harus mengacu pada permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.    

    Berdasarkan paparan tersebut dapat disimulkan bahwa laporan hasil obdervasi dibentuk oleh struktur dan kaidah berikut.

 1. struktur laporan hasil observasi berupa teks yang tersusun secara baku dan lengkap, yakni 
 mencakup penahuluan ,pembahasan, dan simpulan.Teks itu dapat  pula dengan kata pengantar, daftar isi, dan dafar pustaka.  

2.Kaidah laporan obsrvasi menyajikan seumlah fakta sebagai hasil pengamatan lapangan. Fakta tersebut dapat dilengkapi dengan gambar grafis, seperti tabel, grafik dan bagan.

Senin, 20 Juli 2020

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

        Wayang

    Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapakan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Master of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

        Para wali songo, penyebar agama Islam di jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur , wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek ad alah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap di cintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.

      Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam2 jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang di tatah, dan diberi warna sesuai kaidah peluasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.

      Wayang wong ( bahasa jawa yang berarti 'orang' ) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng di mainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut di mainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya di gunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.

       Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari sunda. Selain wayang golek sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut pertama kali dikenalkan dikudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.

   Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket, jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang di bentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput ( bahasa jawa: suket ). Wayang suket biasanya dibuat dari alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa jawa.

   Dalam versi lebih modren, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang  atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yanv berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.

   Semua jenis wayang diatas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak di gunakan sebagai mediA informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pergelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya. Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi sebuah media hiburan.




  (Sumber : buku bahasa indonesia SMA/SMK/MA kelas x Edisi revisi 2016).
    

Hakikat Bahasa dan bunyi sebagai sistem simbol

Sebagai manusia yang setiap hari tak lepas dari kegiatan komunikasi, baik secara langsung maupun via sambungan telepon, kalian pasti tahu bagaimana pentingnya bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari, bahkan setiap jam dan detik, kita memproduksi dan menangkap begitu banyak simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. Tapi, apakah Greaters sudah tahu apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa dan bunyi sebagai sistem simbol? Nah, untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.

Definisi Bahasa

Apa sih yang dimaksud dengan bahasa? Bahasa adalah alat atau medium komunikasi. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan kepada lawan bicara. Bahasa digunakan oleh setiap kelompok sosial untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi, berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri.

Ferdinan de Saussure mengatakan bahwa bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Sedangkan Walija (1996) mengungkapkan, definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain.

Senada dengan pendapat Walija, Harimurti seorang munsyi bahasa Indonesia mengatakan, bahasa merupakan sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia. Dari pengertian itu, bisa kita petakan bahwa bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan interaksi antarsesama manusia.
Dalam konteks politik nasional, bahasa punya fungsi sebagai alat pemersatu. Dalam Sumpah Pemuda 1928 dipertegas dengan deklarasi, “Menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia”. Dengan deklarasi itulah, berbagai suku, bangsa, dan bahasa bersatu menjadi satu kesatuan bernama Indonesia.
Hakikat Bahasa

Nah, untuk memahami bahasa lebih mendalam, kita mesti menggali hakikat bahasa itu sendiri, Greaters. Tadi disebutkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi. Yang dimaksud dengan hakikat bahasa adalah intisari dari sistem lambang bunyi tersebut. Berbagai sumber menyebutkan hakikat bahasa adalah sebagai berikut:

Teratur: Sistem diatur oleh pola-pola yang sistematis dan sistemis, yaitu tersusun dari sistem fonologi, gramatika, dan leksikon.
Bunyi: Bunyi bermakna yang diproduksi oleh alat ucap manusia.
Arbitrer: Bahasa bersifat arbitrer (mana suka), tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa dengan yang dilambangkannya. Jika ada hubungan wajib antara pelambang dengan yang dilambangkannya, mungkin tidak akan ada bermacam-macam bahasa.
Bermakna: Bahasa memiliki makna. Lambang bunyi “sepeda” memiliki makna kendaraan beroda dua yang dikendarai dengan cara dikayuh. Lambang bunyi ada yang konkret dan ada yang abstrak. Misalnya, kata “cinta” tidak ada acuan (referent) bendanya.
Konvensi: Bahasa merupakan kesepakatan atau konvensional, yaitu berdasarkan kesepakatan masyarakat penuturnya.
Unik: Bahasa memiliki sifat unik, mempunyai ciri khas spesifik yang tidak bisa dimiliki oleh yang lain. Contohnya, kata “nasi” memiliki keunikan jika dibandingkan dengan kata yang sama dalam bahasa lain.
Universal: Bahasa itu universal, artinya pada setiap bahasa terdapat ciri-ciri yang sama. Contohnya, bahasa manapun pasti memiliki satuan-satuan yang bermakna, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Produktif: Artinya, bahasa dapat dibuat satuan-satuan yang jumlahnya tidak terbatas. Contohnya, dari fonem /a/, /i/, /k/, dan /t/ bisa menghasilkan beberapa kata.
Variasi: Bahasa itu bervariasi, yaitu idiolek atau bersifat perseorangan. Kemudian dialek yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau waktu. Ragam, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, dan keperluan tertentu.
Dinamis: Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Interaksi sosial: Bahasa dijadikan alat untuk bekerja sama antar sesama manusia.
Identitas: Bahasa merupakan penanda jati diri penuturnya.
Lambang: Bahasa berwujud lambang yang setiap lambangnya memiliki makna dan maksud masing-masing.

Senin, 11 Mei 2020

Mengidentifikasi Ragam Bahasa Debat

Mengidentifikasi Ragam Bahasa Debat

Debat yang dipelajari dalam pembelajaran ini adalah debat ilmiah, bukan debat kusir seperti yang biasa kita yemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam debat kusir bertujuan untuk mengalahkan pendapat pihak lain seringkali dilakukan tanpa memedulikan kesahihan argumen yang disampaikan.

Sebagai sebuah kegiatan ilmiah, debat dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa baku sekaligus ilmiah. Pemilihan ragam bahasa ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir, baik dalam penggunaan ragam bahasa tulis maupun lisan, kelengkapan, kecermatan, dan kejelasan pengungkapan ide harus diperhatiakan.
Berikut ini adalah ciri ragam bahasa ilmiah.
1. Kaidah bahasa indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa ( pembentuk kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf ).
2. Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat ( logis ), harus tepat, dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju sasaran, runtun dan sistemtis. Hal ini tergantung pada ketepatan pemilihan kata ( diksi ) dan penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif.
3. Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya ( denotatif )

Bahasa baku adalah ragam bahasa yang telah ditetapkan sebagai ragam yang dapat diterima dan berfungsi sebagai model untuk suatu masyarakat. Jadi, ada tiga aspek dalam bahasa baku yang saling menyatu yaitu kodifikasi, keberterimaan, dan difungsikan sebagai model.
Selain itu, dalam debat sebaiknya penggunaan kata-kata berbahasa daerah atau asing, bahasa prokem dan bahasa gaul harus diminimalkan. Hal ini bertujuan agar terhindar dari ketersinggungan dan mengakibatkan acara debat karena antar pihak tidak saling memahami kata yang digunakan.

Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
1. Pemerintah seharusnya tidak menutup mata pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
2. Banyak banget siswa jatuh bergelimpangan karena takut gagal dalam Ujian Nasional.

Kalimat (1) dan kalimat (2) di atas merupakan contoh kalimat tidak baku. Ketidak bakuan kalimat (1) dan (2) karena menggunakan frasa bemakna konotatif yaitu frasa menutup mata dan jatuh bergelimpangan. Pada kalimat kedua, ketidak efektifan kalimatnya juga disebabkan penggunaan kata-kata dari bahasa daerah yaitu kata banget.
Pembenahan kedua kalimat di atas agar menjadi kalimat ragam ilmiah yang baku dapat kamu lihat pada bagian berikut.

1. Pemerintah seharusnya peduli pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban.
2. Banyak sekali siswa frustasi karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.

Minggu, 10 Mei 2020

Cara Menyimpulkan Hasil Debat

Cara Menyimpulkan Hasil Debat

Dalam debat ada tahapan terakhir yang harus di lakukan oleh pihak berdebat, baik tim afirmasi maupun tim oposisi adalah menyampaikan simpulan. Simpulan tersebut dirumuskan berdasarkan pendapat dan argumen yang telah di sampaikan sebelumnya. Simpulan dapat juga disebut sebagai hasil dari pembicaraan.

Karena simpulan dalam debat disusun betdasarkan pendapat dan argumen yang telah disampaikan sebelumnya, penalaran yang digunakan dalam menyusun simpulan debat termasuk dalam penalaran iduktif. Ada tiga cara untuk menarik kesimpulan denagan penalaran induktif yaitu (a) generalisasi, (b) analogi, (c) sebab akibat.

● Generalisasi 
Penarikan kesimpulan dengan cara generalisasi berpangkal pada pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus, fenomena-fenomena khusus kemudian ditarik pernyataan yang bersifat heneral ( umum ).

● Analogi
Analogi merupakan proses penarikan simpulan yang didasarkan atas perbandingan dua hal yang berbeda. Akan tetapi, karena mempunyai kesamaan segi, fungsi, atau ciri, kemudian keduanya dibandingkan ( disamakan ). Kesamaan keduanya inilah yang menjadi dasar penarikan simpulan. 

● Sebab Akibat
Penarikan simpulan secara induktif berikutnya adalah sebab akibat. Dalam pola penalaran ini, sebab bisa menjadi gagasan utamanya, sedangkan akibat menjadi gagasan penjelasannya. Namun, dapat juga terjadi sebaliknya. Beberapa sebab dapat menjadi gagasan penjelas sedangkan akibat menjadi gagasan utamanya. Dalam debat, penarikan simpulan dilakukan setelah pernyataan pendapat dan argumen yang disampaikan lebih dulu maka pola yang kedua lebih tepat. Oleh karena itu, akibat menjadi gagasan utama, sedangkan sebab-sebabnya menjadi gagasan penjelas yang disampaikan lebih dulu.

Selasa, 28 April 2020

Mengontruksi bagian-bagian dalam Berdebat



Merumuskan Mosi Berdasarkan Isu atau Permasalahan yang sedang Berkembang.



Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah mempelajari bahwa debat adalah kegiatan untuk mempertahankan pendapat dengan argumen yang mendukung pendapat.



Mosi dalam debat sama dengan topik dalam sebuah teks. Mosi menjadi dasar bagi pihak - pihak yang terlibat debat untuk menentukan sikap apakah mendukung atau menolak mosi. Berdasarkan mosi, semua pihak dapat menyiapkan argumen untuk untuk mendukung pendapatnya tentang mosi.



Pada saat membuka debat, moderator bisa menyampaikan mosi yang didebatkan. Perhatikan contoh kutipan bagian pembuka debat berikut ini.



" Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antar Tim Afirmasi dari SMA Pembangunan Jaya. Tim Oposisi dari SMK Nusantara, serta Tim Netral dari MA Al-Ikhlas. Pagi ini kedua tim akan berdebat tentang 'Bahasa Indonesia Tergantung pada Bahasa Asing.' Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan tata tertib debat sebagai berikut."



Mosi dalam kutipan debat diatas adalah bahasa indonesia tergantung pada bahasa asing.

Selain disampaikan oleh moderator, tak jarang anggota tim yang berdebat juga secara tersirat menyatakan opsi yang didebatkan. Perhatiakan contoh kutipan teks debat berikut ini.


Saya tidak setuju jika kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa indonesia terjadi karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa. Kosakata bahasa asing masuk ke dalam bahasa indonesia hanya digunakan sebagai persamaan kata yang bagi sebagian orang lebih mudah di pahami. Namun, pada intinya dalam bahasa indonesia itu sendiri, telah ada kosakata yang berkaitan dengan kosakata asing tersebut.



Dari kalimat pertama kutipan teks debat di atas dapat diketahui bahwa isu atau masalah yang didebatkan (mosi) adalah penerapan kosakata bahasa asing ke dalam penggunaan bahasa indonesia disebabkan ketidakberdayaan bahasa indonesia dalam interaksi anatarbahasa.



Contoh kutipan dalam Debat



"Menurut saya, tawuran antar pelajar tidak saja terjadi karena karena karakter anak-anak yang cenderung brutal. Lebih dari itu, tawuran terjadi karena anak-anak mendapat teladan yang kurang baik dari para pemimpin bangsa yang saling sibuk berebut kekuasaan dan saling menghujat. Televisi dan internet pun dengan bebas menyajikan barbagai aksi brutal yang membuat anak-anak tergoda untuk meniru."






Selasa, 14 April 2020

Kaidah Kata Majemuk


Kata majemuk sering didefinisikan sebagai gabungan dua kata atau lebih 
yang membentuk makna baru. Dalam definisi seperti ini, konstruksi kata majemuk 
tidak dapat dibedekan dari konstruksi idiom. Padahal, konstruksi yang benarbenar menimbulkan makna baru adalah idiom. Perhatikanlah dengan cermat beberapa konstruksi di bawah ini.

(1) rumah makan, matahari, 
(2) kambing hitam.
Makna semua konstruksi yang terdapat pada (1) masih berhubungan dengan 
salah satu makna unsur yang membangunnya. Makna konstruksi rumah makan, 
misalnya, masih berhubungan dengan makna rumah. Begitu juga dengan makna 
konstruksi matahari masih berhubungan dengan hari. Artinya, gabungan kata itu 
tidak menimbulkan makna baru sama sekali. Konstruksi seperti inilah yang lazim 
dan dapat disebut sebagai kata majemnuk.
Tidak demikian halnya dengan makna konstruksi kambing hitam. Makna 
konstruksi itu tidak berhubungan sama sekali dengan kambing maupun hitam. 
Dengan kata lain, gabungan kata kambing dan hitam sungguh-sungguh 
menimbulkan makna baru. Konstruksi seperti ini lazim disebut sebagai idiom.
Kata majemuk dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis 
berdasarkan jenis kata utama yang membentuk konstruksinya. Dengan begitu, 
dikenallah kata-kata mejemuk jenis kata kerja, kata sifat, dan kata benda.. Kata 
majemuk jenis kata kerja dapat dilihat pada contoh-contoh berikut:
adu domba, membanting stir 
adu argument, memikat hati 
berbadan dua, memberi hati 
maju mundur, mengambil hati 
Kata majemuk jenis kata benda dapat dilihat di dalam contohcontoh berikut ini:
air terjun, darah daging 
anak emas, harga diri 
anak didik, jalan damai 
Contoh-contoh di bawah ini termasuk kata majemuk jenis kata sifat.
besar kepala, lanjut usia 
darah tinggi, lemah lembut 
keras kepala, ringan tangan 
lurus hati, tua bangka.

Rabu, 08 April 2020

Bahasa inggris sebagai Alat yang penting di Era Globalisai


Pro/Afirmasi:
Globalisasi adalah suatu kondisi yang tidak ada jarak antara satu negara dengan negara yang lainnya. Bahasa Inggris sangat penting sebagai alat komunikasi. Kita tahu bahwa komunikasi dengan negara lain sangat penting. Kita adalah bagian dari dunia. Kita tidak dapat hidup sendiri tanpa memerlukan bantuan. Kita membantu orang lain dan orang lain membantu kita. Untuk berkomunikasi dengan negara di sekitar, kita memerlukan alat. Apakah alat tersebut? Tentu bahasa. Aristoteles mengatakan dunia memerlukan bahasa internasional, dan itu adalah bahasa Inggris.

1. Kita dapat berkomunikasi dengan orang asing dengan bahasa yang sama. Jadi, akan lebih mudah untuk memahami satu sama lain. Contohnya, Orang indonesia berbicara dengan orang Tiongkok. Jika mereka masing-masing berbicara dengan bahasa negaranya, tentu mereka tidak saling mengerti. Namun berbicara dengan bahasa yang sama, komunikasi akan berlangsung dengan baik.

2. Jika kita berbicara bahasa Inggris, tentu saja orang-orang akan memerhatikan. Kita akan di pandang sebagai orang yang cerdas karena sama dengan orang asing.

3. Kami percaya jika tidak dapat berbicara dalam bahasa Inggris kita tidak dapat dikenal oleh orang lain. Jika dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik, maka kita akan dengan mudah mendapatkan kesuksesan di era globalisasi ini.

4. Negara Amerika sebagai negara termaju warganya menggunakan bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris. Jadi, kita sebagai warga dunia harus bisa menguasai bahasa Inggris.

Kontra/Oposisi
Saya sangat tidak setuju dengan pendapat “ Bahasa Inggris sebagai bahasa atau alat yang penting di Indonesia”. Anda mengatakan negara termaju menggunakan bahasa Inggris dalam berbicara. Namun, berikut adalah poin yang harus diperhatiakan.

1. Segi Teknologi

Anda mengetahui Jepang dan Korea adalah negara yang kuat. Mereka bagus dibidang teknologi. Mereka menjadi produsen transportasi, komunikasi, dan sebagainya. Apakah mereka menggunakan bahasa Inggris? Tidak, mereka tetap menggunakan bahasa mereka sendiri. Jadi, jika ingin mendapatkan kesuksesan di era globalisasi, kita harus menambah atau memperkaya pengetahuan kita dibidang teknologi. Jika kita memiliki keahlian di bidang teknologi, sayya percaya akan banyak orang dari berbagai negara yang akan datang untuk belajar di Indonesia. Jadi, mereka akan belajar bahasa Indonesia, kita tidak perlu bahasa Inggris.

2. Segi Perdagangan

Tiongkok adalah negara yang sukses di bidang perdagangan. Mereka berdagang di negara mereka sendiri hingga ke negara lain. Mereka memiliki komitmen. Mereka harus tetap menggunakan bahasa asli mereka untuk berkomunikasi. Mereka percaya bahwa kesuksasan bukan dari bahasa inggris, namun dari kualitas perdagangan. Anda tahu? Mereka menggunakan bahasa Tiongkok untuk melakukan penawaran dagang. Jadi, hal tersebut membuktikan bahwa bahasa Inggris tidak penting.

3. Segi Penghasilan Alami

Arab, mereka menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi. Mereka percaya bahwa meteka dapat menembus pasar internasional dengan menggunakan kemampuan penghasilan alami. Di samping itu, kita dapat berpikir tentang bahasa kita. Di era Globalisasi, bahasa Inggris sangat terkenal. Mulai pelajar hingga pekerja, mereka menggunakan bahasa Inggris. Akhirnya, mereka berpikir bahwa bahasa Indonesia tidak penting. Padahal, bahasa tersebut adalah bahasa nasionalisme penduduk Indonesia. Jika kita mengetahui sejarah, para pahlawan kita berusaha untuk mempertahankan bahasa indonesia. Namun, sekarang banyak orang Indonesia yang malu berbahasa Indonesia. Mereka mengatakan bahasa Indonesia tidak modern. Jadi, saya tetap tidak setuju jika bahasa Inggris menjadi alat yang penting di era globalisasi.

Tanaman Herbal Indonesia Dokter terkejut melihat hasil nya, racun dalam tubuh seperti : Rematik Kolesterol Asam Urat Semua sembuh total deng...