Orang bijak mengatakan, bacaan adalah jendela ilmu pengetahuan. Artinya, kalau kita ingin mengetahui banyak hal dan bahkan menjadi penguasa dunia, gemar membaca adalah kuncinya
Selasa, 17 November 2020
Unsur Intrinsik
Selasa, 10 November 2020
Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur Ekstrinsik Puisi
1. Unsur sosial
Situasi dan kondisi sosial punya pengaruh yang kuat terhadap hidup seseorang. Unsur sosial yang dimaksud bisa berupa lingkungan sekitar penulis, isu yang menarik perhatian penulis, sampai iklim politik di negara yang berkaitan. Seperti apa situasi dan kondisi sosial waktu sebuah puisi dibuat?
Kita bisa mengambil contoh seorang penulis yang sedang tinggal di lingkungan yang kurang bersahabat. Puisi-puisi yang dihasilkan penulis kala itu nggak akan jauh dari puisi yang kental akan kritik atau sindiran tajam kepada masyarakat setempat. Bahkan, nggak jarang juga penulis meluapkan kekecewaan hingga kemarahan lewat puisi-puisi yang dibuatnya.
Dari sisi pembaca, unsur sosial yang terkandung di dalam puisi berperan menceritakan banyak hal. Kalau kita membaca puisi pemberontakan tahun 70-an, sedikit banyak, puisi itu menceritakan situasi dan kondisi sosial di masa itu. Unsur sosial di dalam puisi mengajak pembaca menyelami dunia yang dihadapi penulis ketika menulis puisi itu
Puisi yang kita tulis hari ini, sedikit banyak akan menceritakan situasi dan kondisi sosial hari ini. Bayangkan kalau kita menulis puisi hari ini lalu kita baca ulang 10 tahun lagi. Puisi itu akan berperan sebagai mesin waktu yang memutar ulang bagaimana situasi dan kondisi sosial pada waktu puisi itu dibuat. Meskipun mungkin cuma tersirat atau samar-samar belaka.
Kalau kamu ingin memahami lebih dalam, carilah dua puisi yang ditulis dalam dua waktu yang berbeda. Misalnya, puisi yang ditulis tahun 2000-an dengan puisi yang ditulis tahun 80-an. Unsur sosial yang terkandung di dalam kedua puisi itu pasti sangat berbeda. Dengan membaca keduanya kamu bisa lebih memahami perbedaan apa saja yang ada di dalamnya.
2. Unsur nilai
Unsur Ekstrinsik puisi selanjutnya adalah unsur nilai. Sebagai manusia, kita pasti memegang nilai-nilai tertentu dalam hidup. Nilai-nilai tersebut meliputi budaya, politik, ekonomi, hukum, adat-istiadat, filsafat, religi, dan berbagai nilai lainnya. Secara naluriah, nilai-nilai yang kita pegang akan ikut terkandung dalam puisi yang kita tulis.
Unsur Ekstrinsik puisi selanjutnya adalah unsur nilai. Sebagai manusia, kita pasti memegang nilai-nilai tertentu dalam hidup. Nilai-nilai tersebut meliputi budaya, politik, ekonomi, hukum, adat-istiadat, filsafat, religi, dan berbagai nilai lainnya. Secara naluriah, nilai-nilai yang kita pegang akan ikut terkandung dalam puisi yang kita tulis.
Karena begitu kuat dan mengakar dalam diri penulis, unsur nilai juga menyiratkan keberpihakan penulis tentang suatu tema yang dia angkat di dalam puisinya. Apakah dia sedang mengkritik? Memuja? Atau mendebat? Unsur nilai inilah yang berperan paling besar dalam menentukan keberpihakan penulis.
3. Unsur biografi
Unsur ekstrinsik puisi yang selanjutnya adalah unsur biografi. Ini berkaitan dengan riwayat hidup dari penulis. Pengalaman hidup penulis punya pengaruh yang kuat terhadap puisi-puisi yang dihasilkan. Seorang penulis yang tumbuh besar di tengah-tengah keluarga yang kurang harmonis mungkin akan kesulitan kalau diminta membuat puisi romantis.
Kalau kamu bertanya-tanya kenapa kamu suka sekali membuat puisi romantis, mungkin karena kenangan-kenangan romantis yang pernah kamu alami begitu membekas. Kamu ingin mengabadikan kenangan romantis itu ke dalam bait-bait puisi. Hal-hal seperti itu, sangat umum terjadi.
Unsur biografi juga mencakup aspek historis dan aspek psikologis. Kondisi kejiwaan seorang penulis hari ini adalah buah dari apa yang dia alami di masa lalu. Kalau kamu pernah disakiti di masa lalu dan masih memendam kemarahan hari ini, jangan heran kalau puisi-puisi yang dihasilkan berbicara seputar kesakitan dan kemarahan.
Ada kutipan umum yang bilang kalau kamu adalah apa yang kamu tulis. Itulah sebabnya unsur biografi menjadi salah satu unsur ekstrinsik puisi. Karena puisi adalah cerminan penulisnya. Kamu bisa mengenal dunia dan isi kepala dan isi hati seorang penulis dapat tercurahkan melalui puisi-puisi yang ditulisnya.
Sejalan dengan itu, kamu juga bisa mengenal dirimu sendiri melalui puisi-puisi yang kamu tulis. Kalau kamu sedang sedih, kecewa, atau marah, puisi yang kamu tulis kemungkinan besar akan selaras dengan kondisi psikologis dirimu saat itu. Rasanya akan sangat sulit kalau orang yang lagi sedih diminta untuk menulis puisi bahagia.
Setelah mengetahui unsur ekstrinsik puisi, kita bisa memahami puisi lebih dalam. Kita jadi paham kalau puisi bukan cuma untaian kata-kata indah belaka, tetapi juga kental akan makna. Ada banyak unsur yang terangkum di dalam sebait puisi. Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang baru saja kita pelajari adalah yang paling dasar sekaligus yang paling penting.
Ibarat rumah, unsur intrinsik dan ekstrinsik adalah pondasi dan hal-hal yang nggak tertulis tetapi berkaitan erat dengan rumah itu. Jadi, kita bukan cuma melihat sekilas dari luar saja tetapi juga melihat lebih dalam. Setelah itu, kita bisa menemukan banyak hal baru yang mungkin sebelumnya luput dari penglihatan kita.
Kalau kamu punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan seputar menulis puisi, atau pengetahuan tambahan yang dirasa penting, kamu bisa membagikannya di kolom komentar yang sudah disediakan ya, teman-teman! Berbagi adalah salah satu cara terbaik untuk tumbuh. Jadi, nggak perlu ragu atau malu untuk berbagi.
Jumat, 16 Oktober 2020
Karakteristik Teks Eksposisi
Kita hidup di era informasi. Beragam informasi dapat kita peroleh dengan mudah melalui media cetak maupun media elektronik. Informasi tersebut dapat berupa berita, artikel, laporan, bahkan buku pelajaran. Berapa kalikah anda menonton atau membaca berita dalam satu hari? Berapa banyak pula artikel dan laporan yang anda baca dalam satu waktu? Lalu berapa lama anda belajar dengan buku-buku ketika bersekolah? Dapatkah anda membayangkan kehidupan tanpa semua informasi dan wawasan yang penting itu?
Semua informasi itu di tulis dalam bentuk eksposisi. Jadi, dengan membaca eksposisi, kita dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Nah, seperti apakah bentuk teks eksposisi itu? Bagaimana teks eksposisi menggambarkan informasi yang memperkaya wawasan?
Berikut kita akan bahas tentang karakteristik teks eksposisi. Secara umum, teks eksposisi diartikan sebagai teks memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Teks eksposisi sering kali dilengkapi dengan pendapat para ahli, contoh, dan fakta-fakta. Bahkan, teks ini dapat pula dilengkapi dengan media-media visual, seperti tabel, grafik, dan peta.
Karakteristik teks eksposisi
1. Memaparkan
2. Menyajikan sejumlah fakta
3. Pembaca memperoleh wawasan
4. Menggunakan kata-kata lugas
Rabu, 14 Oktober 2020
Pola Pengembangan Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang menerangkan, menjelaskan, atau memaparkan sebuah benda, gagasan atau ide. untuk memperjelas dalam karangan atau paragraf eksposisi biasanya disertai data seperti :grafik, data statistik,contoh,gambar, denah, peta, dan arganogram. Ciri paragraf eksposisi adalah berusaha menguraikan, mengupas, menjelaskan, menceritakan, agar pembaca menjadi paham akan sesuatu peristiwa atau kejadian dengan tiddadk ada paksaan. karangan ini memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca. menggunakan pengembangan analisis, ruangan, dan kronologis. karangan ini memaparkan kejadian agar pembaca memahaminya.
Pola Pengembangan Eksposisi
a. Metode identifikasi menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek, sehingga pembaca mengenal objek yang diuraikan.
b. Metode perbandingan menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua benda atau lebih. tujuannya untuk memperkenalkan sesuatu yang baru, beberapa objek dengan menghubungkan prinsip-prinsip umum yang berlaku, memberikan gambaran, gagasan, dan prinsip umum.
c. Metode ilustrasi mengembangkan alinea dengan menambahkan penjelasan terhadap kalimat utama.
d. Metode klasifikasi mengembangkan alinea dengan menambahkan pengelompokan atas isi pikiran-pikiran utama dan dikembangkan dengan pikiran-pikiran penjelas sesuai dengan kelompok yang sama.
e. Metode definisi mengembangkan alinea dengan memberikan definisi atau pengertian leksikal dan lugas terhadap pikiran utama alinea.
f. Analisis bagian fungsional, proses, dan kausal : mengembangkan alineadengan menambahkan pada pikiran utama, segi-segi rincian, manfaat, proses terjadinya dan hubungan sebab akibat.
g. Eksposisi proses adalah eksposisi yang dikembangkan dengan pola pengembangan proses. pola pengembangan proses adalah pola pengembangan yang mengembangkan gagasan dengan menitikberatkan pada proses terjadinya sesuatu.
Masih ada beberapa jenis pola pengembangan teks eksposisi lainnya, seperti pola pengembangan pertentangan, laporan dan berita.
Senin, 12 Oktober 2020
Karakteristik Puisi Lama
Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait ( KBBI ). Puisi dibagi menjadi puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama adalah puisi yang terikat pada baris, bait, rima dan irama dan belum mendapatkan pengaruh dari budaya asing. Pada puisi ini terdapat aturan – atuaran yang mengikat, yaitu :
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
Ciri – ciri puisi lama :
- Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
- Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
- Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
- Anonim (pengarangnya tidak diketahui).
- Terikat jumlah baris, rima, dan irama.
- Merupakan kesusastraan lisan.
- Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise.
Bentuk- bentuk puisi lama :
- Mantra
Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib.
Ciri-cirinya :
- Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
- Bersifat lisan, sakti atau magis
- Adanya perulangan
- Metafora merupakan unsur penting
- Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
- Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh :
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
- Pantun
Pantun adalah bentuk puisi Indonesia yang tiap barisnya terdiri atas empat baris yang bersajak.
Ciri – cirinya :
- Setiap bait terdiri 4 baris
- Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
- Baris 3 dan 4 merupakan isi
- Bersajak a – b – a – b
- Setiap baris terdiri dari 8
- 12 suku kata
- Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
- Karimna
Karmina adalah puisi lama lama yang terdiri dua baris dalam satu bait, baris prtama berupa sampiran, baris kedua berupa isi, bersajak tengah dan akhir
Ciri – cirinya :
- Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
- Bersajak aa-aa, aa-bb
- Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
- Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
- Semua baris diawali huruf capital.
- Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
- Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
- Seloka
Seloka adalah pantun yang antar baitnya saling berikatan yaitu baris kedua bait pertama menjadi baris pertama bait kedua dan baris keempat bait pertama menjadi baris ketiga bait kedua.
Ciri – cirinya :
- Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.
- Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
- Gurindam
Gurindam merupakan sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.
Ciri – cirinya :
- Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
- Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
- Syair
Syair merupaka puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang selalu berakhiran dengan bunyi yang sama.
Ciri – cirinya :
- Terdiri dari 4 baris
- Berirama a-a-a-a
- Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
- Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Ciri – cirinya :
- Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
- Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
- Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
- Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
- Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Kamis, 08 Oktober 2020
Langkah-langkah menyusunan teks eksposisi
1. Menentukan Tema
Tema adalah dasar penulisan yang harus ditentukan paling awal sebelum melakukan kegiatan menulis. Tema juga dijadikan pijakan untuk mengembangkan gagasan. Kemudian gagasan itu nantinya dituangkan dalam bentuk tulisan. Jika memilih tema, pilihlah tema yang kontekstual dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, teks yang akan kalian susun akan lebih bermanfaat bagi pembaca.
2. Menentukan Tujuan Teks
Ketika merumuskan tujuan, ada baiknya kalian juga mengaitkan dengan tema yang telah kalian pilih. contoh rumusan tujuan penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.
Tujuan : Menginformasikan atau memaparkan kepada pembaca pengaruh facebook terhadap perilaku remaja
3. Mengumpulkan Data Sesuai dengan Tema
Data dapat diperoleh melalui beberapa teknik. Misalnya , melalui studi pustaka dengan membaca beberapa referensi terkait tema yang ditentukan. Bisa juga melalui wawancara dengan narasumber yang memahami benar tema yang terkait.
4. Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka teks berfungsi sebagai penuntun agar teks tidak keluar dari pokok pembahasan. Selain itu, kerangka teks juga bertujuan agar gagasan dapat tertuang secara runtut. Kerangka berisi gambaran tentang tema, judul, gagasan inti, dan gagasan penjelas teks.
5. Mengembangkan Kerangka Karangan
Berdasarkan kerangka yang telah disusun, langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks. Dalam mengembangkan kerangka, satu gagasan utama atau gagasan pokok dikembangakan menjadi satu paragraf.
Teks Esposisi
Pengetahuan seseorang banyak didapatkan dari berbagai sumber, baik melalui membaca , mendengarkan , maupun dari melakukan sesuatu. berdasarkan pengalaman tersebut, seseorang dapat menjelaskan atau memaparkan lagi hasilnya kepada orang lain. Pemaparan atau penjelasan inilah yang dinamakan teks eksposisi. Eksposisi pada prinsipnya adalah paparan,. Teks eksposisi adalah sebuah teks , baik berupa lisan maupun tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi. Dalam teks ekposisi tidak ada paksaaan untuk menerima atau meyakini paparan yang terdapat di dalamnya sebagai karya yang besar,tetapi sekedar memperluas pengetahuan.
Eksposisi pada dasarnya memiliki akna penjelasan. Eksposisi adalah ' uraian ( papaaran ) yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan ( Misalnya suatu karangan ) ; 2 pameran ( barang hasil industri ,karya seni , kerajinan tangan , dsb) 3 Sas sebagai awal karya sastra yang berisi keterangan tentang tokoh dan latar; paparan' (KBBI ,2008 : 360) . Jadi teks eksposisi berarti sebuah teks yang bertujuan untu menjelaskan sesuatu. dengan penjelasan tersebut diharapkan pembaca / pendengar memahami isi teks yang tersebut. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut eksposisi adalah ekspositif dan ekspositoris . kedua istilah itu dianggap memiliki istilah yang sama .
Teks eksposisi mengandung hal-hal yang ilmiah atau nonfiksi , artinya bahwa dalam teks eksposisi terdapat pendapat yang disertai bukti atau dukungan untuk memperjelas pendapat. Dengan demikian , teks eksposisi selalu mengandung Opini dan Fakta. Opini dan Fakta sebagai salah satu langkah berpikir secara logis . opini sebagai pendapat yang disampaikan dalam teks, sedangka fakta sebagai bukti pendukung yang bersifat nyata. Yang termasuk opini antara lain gagasan, pemikiran, prediksi, kritik,dan hal-hal yang bersifat subjektif. Fakta , di antaranya , semua hal yang pernah terjadi ,data, hasil penelitian, hasil observasi.
Ciri-ciri Opini adalah sebagai berikut.
1. Informasi berupa gagasan
2. Pendapat yang belum dibuktikan kebenarannya
3. Harapan akan terjadi sesuatu
Ciri-ciri Fakta antara lain sebagai berikut.
1. Berkaitan dengan segala sesuatu ( keadaan ,peristiwa,dll ) yang sungguh-sungguh ada/terjadi
2. Berkaitan dengan segala sesuatu ( benda, keadaan, peristiwa,dll. ) yang dapat ditangkap oleh pancaindra.
3. Berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat diobservasi atau diuji kebenarannya.
Struktur Teks Eksposisi
1. Tesis
2. Argumentasi
3. Penegasan Ulang Pendapat
Rabu, 09 September 2020
Langkah-langkah membuat laporan kegiatan membaca buku
- Carilah buku nonfiksi ( buku pengayaan ) diperpustakaan. Buku yang kamu baca bukan buku pelajaran.
- Carilah buku nonfiksi yang dapat kamu miliki untuk dibaca.
- Mulailah mempersiapkan kegiatan membaca
- Tulislah judul buku, nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan kota terbit.
- Amatilah daftar isi buku. Bacalah sekilas daftar isinya, kemudian tuliskanlah, ada berapa bab isi buku tersebut.
- Sebelum membaca, berdasarkan daftar isi buku kamu susun pertanyaan yang mungkin akan kamu dapatkan dari isi buku. Pada buku laporan membaca, tulislah pertanyaan-pertanyaan yang ingin kamu dapatkan jawabannya dari membaca isi buku.
- Mulailah membaca. Jika buku itu milikmu, ketika membaca tandailah butir-butir penting, tuliskanlah pada buku laporan membaca.
- Setiap kamu akan mulai membaca, tuliskan yerlebih dahulu hari, tanggal, dan waktu kamu kamu membaca agar kegiatanmu terdata.
- Lakukanlah kegiatan membaca buku tersebut selama satu minggu.
- Jika kamu selesai membaca buku, susunlah laporan kegitan tersebut dalam buku rekaman tertu
Selasa, 08 September 2020
Langkah-langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
- Tentukan objek yang akan kamu amati !
- Susunlah jadwal observasi yang akan kamu lakukan
- Lakukanlah observasi terhadap objek tersebut dengan menyiapkan pertanyaan atau poin-poin pengamatan terlebih dahulu
- Catatlah hasil observasi kamu ! Bila memungkinkan, ambil foto dan videokan observasimu.
- Susunlah teks laporan hasil observasimu dengan memperhatikan ketepatan isi, struktur, dan kaidah kebahasaannya.
- Presentasikan teks laporan hasil observasimu di hadapan teman-temanmu
- Publikasikan teks laporan hasil obervasimu di majalah dinding,majalah sekolah,blog atau media cetak.
- Berilah tanggapan kritik dan saran terhadap teks laporan hasil observasi yang di sajikan temanmu
Bahasa Negara dan Bahasa Nasional
Bahasa Negara
Setelah 28 Oktober 1928 tanggal penting lainnya bagi Bahasa Indonesia adalah 18 Agustus 1945. Pada tanggal tersebut Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa Negara. Ketetapan ini tercantum dalam Pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.
Apakah arti Bahasa Negara? Pertama, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi kenegaraan. Kedua menjadi bahasa pengantar dunia pendidikan. Ketiga menjadi alat perhubungan, dan keempat menjadi alat pengembangan Iptek & Kebudayaan.
Selain sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa nasional. Dengan menjadi bahasa nasional, maka Bahasa Indonesia menjadi lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu, alat perhubungan antarwarga.
Kini bahasa Indonesia telah menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air dan dikenal oleh hampir semua penduduk Indonesia. Kalau ditengok, Bahasa Indonesia berkembang pesat hanya kurang dari 80 tahun. Ini luar biasa dan bisa disebut anugerah Yang Mahakuasa pada bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia asalnya dari Bahasa Melayu dan bahasa Melayu ini berasal dari daerah kecil di Sumatera, yaitu Riau. Apakah sebuah bahasa daerah kecil bisa menjadi bahasa nasional sebuah keadaan yang luar biasa?
Dari segi itu tidak luar biasa, kata Sutan Takdir Alisyahbana. Katanya, semua bahasa persatuan asalnya dipakai oleh kalangan kecil saja, lalu menyebar. Dia mengambil contoh Bahasa Belanda mulanya tumbuah di Brabant, Limburg, dan Vlanderen. Daerah ini berpisah pada abad 16 dan 17 menjadi daerah selatan. Orang-orang pandai di selatan lalu banyak yang pindah ke Amsterdam di utara. Jadilah bahasa persatuan yang asalnya di selatan itu. Juga Bahasa Prancis asalnya dari Paris dan sekitarnya atau Bahasa Italia dari daerah Florence di semenanjung Apeniymen lalu dipakai para pujangga seperti Dante, Patrarca, Bocaccio dan menjadi bahasa persatuan.
Bahasa Nasional
Betapapun Bahasa Indonesia patut menjadi fenomena yang langka dalam perkembangan bahasa-bahasa dunia. Ambil soal bahasa nasional yang ada di dunia. Di Indonesia bahasa nasional diresmikan 18 Agustus 1945 atau hanya 17 tahun setelah dikumandangkannya bahasa itu sebagai “bahasa persatuan” pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Kini penduduk yang berjumlah 224 juta (2005), Indonesia tidak mengalami persoalan serius dalam bahasa nasional dan bahasa persatuannya. Untuk diketahui jumlah bahasa daerah 726 (yang masih dipakai) atau 731 (termasuk yang sudah mati). Daerah paling banyak bahasanya adalah Irian Jaya/Papua yaitu 265, diikuti Maluku (131), Sulawesi (113), Kalimantan (82), Nusa Tenggara (68), Sumatra (52). Daerah paling sedikit Jawa (19).
Tiadanya persoalan serius dalam bahasa nasional dan bahasa persatuan ini, berbeda dengan negara-negara lain seperti India yang berpenduduk 1 miliar dan memiliki 15 bahasa nasional yaitu Assam (15 juta), Bengali (70 juta), Gujarat (45 juta), Hindi (180 juta), Kannada (35 juta), Kashmir (4 juta), Malayalam (35 juta), Marathi (68 juta), Oriya (31 juta), Punjab (27 juta), Sanskerta (194.433), Sindh (3 juta), Tamil (61 juta), Telugu (69 juta). Bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa nasional kedua. Atau Cina yang bahasa nasional/resminya adalah Mandarin. Dengan jumlah penduduk 1,3 miliar, negara ini memiliki 202 bahasa daerah. Bahasa daerah terbesar adalah Mandarin (850 juta penduduk) yang menjadi bahasa resmi/nasional.
Atau juga tetangga kita, Filipina, yang memiliki dua bahasa nasional yaitu Tagalog dan Inggris. Dengan jumlah penduduk 73 juta dan jumlah bahasa daerah 172 (masih hidup 169) memang pantas menjadikan bahasa daerah terbesar Tagalog (23 persen, 17 juta, tetapi dipakai 39 juta penduduk) sebagai bahasa nasional. Namun, yang biasa dipakai sekarang adalah bahasa Inggris yang menjadi bahasa nasional kedua.
Di berbagai bagian dunia kini masih muncul masalah bahasa nasional ini. Di Aljazair, suku-suku Baduy masih menolak penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa nasional. Di Kanada, terutama di Quebec, orang harus menggunakan dua bahasa untuk masalah-masalah yang menyangkut masyarakat umum. Di beberapa negara bekas “jajahan” Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgistan, Azerbaija, masih muncul persoalan serupa.
Senin, 31 Agustus 2020
Menganalisis Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Selasa, 18 Agustus 2020
D'topeng Museum Angkut
D'topeng Museum Angkut
D'topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan D'topeng tidak dapat dipisahkan dengan Museum Angkut karena kedua tempat ini berada disatu tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali disebut pula sebagai Museum Topeng karena memang berisi topeng dengan berbagai model bentuk. Namun, D'topeng tidak hanya berisi topeng, tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa barang tradisional dan barang antik. Topeng, barang tradisional, dan barang antik dalam museum ini dapat di kelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu, batu, logam, dan keramik.
Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling mendominasi tempat ini adaah topeng. Ada beragam jenis topeng di museum ini. Topeng-topeng tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu berbahan dasar kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian besar berasal dari daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat. Sementara itu, topeng yang berbahan batu berasal dari daerah sekitar Sulawesi dan Maluku.
Selain topeng, barang-barang tradisional juga dipamerkan di D'topeng. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik5 motif lama, dan hiasan rumah kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-barang tersebut juga dikelompokkan menjadi empat, yaitu berbahan dasar kayu seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau asal Toraja, berbahan dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal Batak, berbahan dasar logam seperti pisau sunat dan perhiasan logam asal Sumba, dan yang berbahan dasar kain seperti batik berbagai motif asal Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang kuno yang sampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau biasa disebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua, kursi antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan benda-benda lain dapat di jumpai di dalam museum D'topeng. Barang-barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu keramik dan logam. Barang antik yang berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-guci tua peninggalan salah satu dinasti di Tiongkok dan bantal yang digunakan untuk bangsawan Dinasti Yuan ( Tiongkok ) yang sudah meninggal. Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar logam adalah jinggaran coin ( Kerajaan Gowa ), mata uang Kerajaan Majapahit, koin VOC, dan kursi antik asal Jawa Tengah.
Selain itu untuk dipamerkan, benda-benda di D'topeng ini juga di mamfaatkan sebagai media pelestarian budaya. Selanjutnya, D'topeng berfungsi pula sebagai museum, yaitu sebagai konservasi benda-benda langka agar terhindar dari perdagangan ilegal.
Sumber: buku bahasa indonesia kelas x
Selasa, 11 Agustus 2020
Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sangat dinamis, sehingga menghasilkan kosakata baru dari penciptaan dan penyerapan bahasa daerah maupun asing. Salah satu bahasa yang datang dari luar adalah bahasa Inggris. Dimana bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan sebagai komunikasi antar bangsa.
Sehingga tidak heran, banyak orang yang belajar untuk menguasai bahasa Inggris.hal ini bertujuan agar mereka tidak buta akan informasi yang ada di dunia. Meskipun mempelajari bahasa Inggris penting, akan lebih baik jika kita sebagai warga Negara Indonesia tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan bahasa Indonesia.
Untuk lebih memperdalam bahasa Indonesia, kita harus mengetahui sejarah bahasa Indonesia dan perkembangannya hingga saat ini. Dimana bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu penduduk Indonesia yang sangat beranekaragam.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Selasa, 04 Agustus 2020
Struktur dan Kaidah Teks Observasi
- Pendahuluan : Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, prosedur penyelesaian masalah, dan sitematika pembahasan .
- Pembahasan : Bagian ini memuat uaian tentang hasil kajian penulis dalam mengembangkan jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dlengkapi denga data lapangan ( hasil obssrvasi ) serta pendapat-endapat penulis itu sediri. Bagian ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian.
- Simpulan : Bagian ini bukanlah ringkasan isi. Simpulan adalah pemaknaan kembali terhadap uraian yang telah dibuat pada bagian pembahasan. Dalam mengabil simulan tersebut, penulis harus mengacu pada permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
Senin, 20 Juli 2020
Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
Hakikat Bahasa dan bunyi sebagai sistem simbol
Senin, 11 Mei 2020
Mengidentifikasi Ragam Bahasa Debat
Minggu, 10 Mei 2020
Cara Menyimpulkan Hasil Debat
Selasa, 28 April 2020
Mengontruksi bagian-bagian dalam Berdebat
Selasa, 14 April 2020
Kaidah Kata Majemuk
Rabu, 08 April 2020
Bahasa inggris sebagai Alat yang penting di Era Globalisai
Tanaman Herbal Indonesia Dokter terkejut melihat hasil nya, racun dalam tubuh seperti : Rematik Kolesterol Asam Urat Semua sembuh total deng...
-
Prinsip Bahasa Indonesia Baku Prinsip bahasa indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa in...
-
Sebagai manusia yang setiap hari tak lepas dari kegiatan komunikasi, baik secara langsung maupun via sambungan telepon, kalian pasti tahu ba...
-
Pada materi kali ini kalian akan kembali belajar menyunting teks eksposisi. Ketika menyunting teks eksposisi langkah-langkah yang harus kali...