Kamis, 21 Oktober 2021

Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi

Lanjutan dari  materi sebelumnya  tentang struktur dan kaidah teks eksposisi.

Selain dalam bentuk berita, teks eksposisi dinyatakan dalam bentuk resep, artikel, laporan, ataupun buku pelajaran. Meskipun demikian, bentuk-bentuk eksposisi tersebut memiliki struktur  yang tidak sama. Sebagai contoh, berita disusun dengan pola 5W+1H. Hal ini berbeda dengan  susunan penyajian laporan, yang pada umumnya terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Demikian pula dengan resep (masakan) yang juga memiliki struktur tersendiri, yakni terdiri  dari  atas paparan alat, bahan, serta langkah-langkah pengolahan.

Namun, secara umum beragam teks eksposisi tersebut di tandai pula oleh kesamaan atas kata-kata yang di gunakannya. Kata-kata dalam teks eksposisi pada umumnnya menggunakan kata-kata lugas, yakni kata yang bermakna apa adanya; tidak mengadung makna kias atau penambahan-penambahan arti dari maksud sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah kata-kata berikut beserta maknanya.

Kata: payung 
Makna lugas : alat untuk melindungi tubuh dari hujan dan panas.
Makna kias : media yang bersifat  melindungi diri dari pengaruh sesuatu

Contoh penggunaanya 
- Bu  Tina membawa payung untuk jaga-jaga kalau-kalau pulangnya turun  hujan (lugas)
- Kita harus memayungi diri dari pengaruh negatif budaya asing dengan keimanan dan ketakwaan (kias).




Rabu, 06 Oktober 2021

Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi

Pada materi kali ini kita akan membahas tentang struktur dan kaidah teks eksposisi. Di SMP Anda sudah mengenal teks eksposisi. Masihkah Anda ingat? Secara umum, teks eksposisi diartikan sebagai teks yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-sejelasnya.Teks eksposisi sering kali di lengkapi dengan pendapat para ahli, contoh, dan fakta-fakta. Bahkan, teks ini dapat pula dilengkapi dengan media-media visual, seperti tabel, grafik, dan peta.
Ciri khas karakteristik teks eksposisi
- Memaparkan
- Menyajikan Sejumlah fakta
- Pembaca Memperoleh wawasan
- Menggunakan kata-kata lugas
 
Contoh Teks Eksposisi

Sebanyak 150 siswa SMA dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Lampung, dan Banten, mengadakan kunjungan seni buday bertajuk " Jejak Tradisi Daerah Tasikmalaya" pada 20-21  juni 2012. Siswa mengunjungi sentra kerajinan batik, kelom geulis, payung geulis, serta Kampung Adat Tasikmalaya.

Kegiatan ini adalah  program rutin yang di selenggarakan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional ( BPSNT ) Bandung. Sebelumnya, BPSNT juga melakukan kunjungan ke kota Tua Jakarta. Candi Batujaya di karawang, dan Kampung Adat Sinaresmi di Sukabumi.

Kepala BPSNT Toto Sucipto mengatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman generasi muda tentang keanekaragaman budaya dan arti penting kreativitas di masyarakat. Ia berharap siswa bisa mengambil semangat dari setiap kerja keras dan kreativitas pelaku usaha dan masyarakat adat. " Banyak tradisi yang kini nyaris punah. Padahal, banyak pesan dan warisan dari tradisi itu yang memberikan karakteristiknya bangsa," kata Toto.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, dan Olahraga Kota Tasikmalaya Tantan Rustandi mengatakan kunjungan ini di harapakan bisa mempromosikan keunggulan Tasikmalaya. Ia mengatakan sektor UKM seperti kelom dan payung adalah khas Tasikmalaya yang tidak di temui di daerah lain. Ia berharap, peminat dari kalangan generasi muda biza terbangun dan membuat warisan tradisi tetap terjaga ( sumber: Cerdas berbahasa indonesia SMA/MA jilid 1 )

Berdasarkan bentuknya, teks tersebut tergolong berita. Di dalam teks tersebut, dilaporkan peristiwa kunjungan para siswa SMA ke sentral kerajinan di Tasikmalaya.

Apabila ditinjau berdasarkan jenisnya, teks tersebut dapat di kelompokkan kedalan jenis teks eksposisi. Hal ini karena secara umum teks tersebut memaparkan sejumlah informasi dengan sejelas-jelasnya. Di dalam teks tersebut tersaji sejumlah fakta yang dapat memperkaya pengetahuan pembacanya. 

Jumat, 01 Oktober 2021

Langkah-langkah Menyunting Teks Eksposisi

Pada materi kali ini kalian akan kembali belajar menyunting teks eksposisi. Ketika menyunting teks eksposisi langkah-langkah yang harus kalian perhatikan adalah sebagai berikut.

- Membaca Teks Eksposisi

Bacalah teks sampai tuntas secara cermat untuk menemukan bagian-bagian yang kurang atau salah pada teks tersebut. Kekurangan atau kesalahan tersebut, misalnya dalam hal struktur teks, pemilihan kata struktur kalimat, atau penerapan ejaan.

- Memberi tanda bagian-bagian teks yang kurang dan salah

Setelah menemukan kekurangan atau  kesalahan pada teks yang kalian baca,  segeralah untuk menandai bagian teks tersebut. Misalnya, dengan melingkarinya atau memberi garis bawah menggunakan tinta merah.

- Melengkapi bagian yang kurang dan membetulkan bagian yang salah

Ketika kalian menemukan kesalahan, kalian secara otomatis sudah mengetahui pembetulan bagian yang salah tersebut. Jadi, segeralah membetulkan bagian teks yang telah kalian tandai 

- Merevisi teks 

Setelah dibetulkan, teks yang kalian sunting akan tampak sangat berantakan. Tahap terakhir adalah merevisi teks tersebut dengan menulis kembali teks sebagaimana pembetulan yang telah dilakukan.

Dalam kegiatan menyunting teks, salah satu unsur teks yang disunting adalah struktur kalimat agar menjadi kalimat yang efektif. Apakah yang dimaksud kalimat efektif? Apa ciri-ciri kalimat efektif? Untuk menemukan jawabannya, coba kalian  melakukan kegiatan penjelajahan informasi melalui kegiatan membaca buku atau mencari sumber-sumber informasi lainnya.

Selasa, 21 September 2021

Hakikat Sastra

HAKIKAT SASTRA

Hakikat adalah segala sesuatu yang berada pada sesuatu yang paling dasar dari sebuah konstruksi pemikiran.

Dalam pendapat lain di kemukakan bahwasanya hakikat adalah sebuah akar. Pencairan sebuah hakikat tidak bisa dilakukan hanya pada bagian pembukaan, tetapi harus masuk kedalam relung-relung kedalaman. Jadi, kalau kita meninjau tentang hakikat, maka pertanyaan yang di ajukan adalah tentang pentingnya objek tersebut. Dalam bahasa filsafat, pertanyaan itu berbunyi, apa esensi dari karya sastra dan study sastra itu?

Di dalam pola berpikir manusia, pemahaman makna dari suatu objek dilihat dari istilah, asal usul istilah, fungsi dan kebergunaannya dalam konteks kehidupan sehari-hari.

PENGERTIAN ETIMOLOGI

Dalam bahasa indonesia , kata sastra itu sendiri berasal dari bahasa jawa kuna yang berarti tulisan. Istilah dalam bahasa jawa kuna berarti “ tulisan tulisan utama”. Sementara itu, kata “sastra” salam khazanah jawa kuna berasal dari bahasa sansekerta yang berarti kehidupan . akar kata bahasa sansekerta adalah sas yang berarti mengarahkan, mengajar atau memberi petunjuk atau instruksi. Sementara itu, akhiran tra biasanya menunjukkan alat atau sarana. Dengan demikian, sastra berarti alat untuk mengajar   atau buku petunjuk atau buku instruksi atau buku pengajaran. Di samping kata sastra, kerap juga kata susatra kita di beberapa tuisan, yang berarti bahasa yang indah-awalan su pada kata susastra mengacu pada arti indah.

         Teeuw dalam Sastra  dan Ilmu Sastra (1988) menyebutkan bahwa kata “literature” dalam bahasa inggris berasal dari bahasa yunani, yang bearti huruf. Dalam penggunaan masa lalu, literature mengacu pada susunan kata dalam tata bahasa dan puisi. Orang yang memahami tata bahasa dan puisi  di sebut dengan literatus.

         Dalam bahasa Prancis, kata “letter” mengacu pada kata sastra dalam bahasa indonesia. Kata Prancis itu hampir mirip dengan kata dalam bahasa Belanda, yakni geletterd. Dua kata itu memiliki makna yang sama, yakni orang yang berada dan memiliki kemakhiran khusus di bidang sastra. Berbeda dengan kata Prancis dan Belanda. Kata Jerman adalah schrifftum dan dichtung. Pengertian schrifftum mengacu pada segala hal yang tertulis sementara dichtung  terbatas pada tulisan yang tidak langsung berkaitan  dengan fakta –fakta aktual sehingga bisa di katakan imajinasai. Seorang penyair dalam bahasa Jerman di sebut dengan der Dichter atau die Dichter hal itu sekurang –kurangnya dijelaskan oleh A.Hauken (1932) dalam Kamus Jerman Indonesia (Jakarta: Gremedia Pustaka Utara (1992) .

          Rene wellek dan Austin Warren dalam Teori Kesusastraan (1992) menyebutkan bahwa sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Jadi, ilmuan sastra pada abad ke -14 dapat mempelajari proFesi kedokteran, gerakan planet pada abad pertengahan atau ilmu sihir di Inggris. Ilmuan sastra tidak terbatas pada tulisan atau manuskrip ketika mempelajari kebudayaan.

BACA JUGA : Menulis Puisi Lama

CIRI-CIRI SASTRA

Ciri-ciri dapat didefinisikan sebagai kekhasan yang melekat pada sebuah objek atau benda sehingga membedakannyya dengan benda-benda lain atau objek lain . lalu, apakah ciri- ciri sastra tersebut,yang membedakanya dengan yang lain.Jan Van Luxemburg (1984) dalam Pengantar Ilmu Sastra ( 1984:5) menyenbutkan ciri-ciri sastra khususnya kekhasaanya pada masa Romantik. Dia menyebut sebagai berikut :

1.       Sastra adalah sebuah ciptaan atau kreasi. Karena sastra adalah kreasi. Maka sastra bukanlah imitasi atau tiruan. Penciptanya disebut dengan seniman lantaran menciptakan sebuah dunia baru.

2.       Sastra bersifat otonom. Ini berati tidak mengacu pada sesuatu yang lain. Sastra tidak bersifat komunikatif. Sang penyair hanya mencari keseleraan di dalam karyanya sendiri. Dalil ini masih digunakan dalam setiap pendekatan sastra.

3.       Sastra memiliki unsur koherensi. Artinya, unsur-unsur di dalamnya memiliki keselarasan antara bentuk dan isi setiap isi berkaitan dengan bentuk atau ungkapan tertentu. Hubungan antara bentuk dan isi bersifat fleksibel.

4.       Sastra berisi tentang sintesis atau unsur-unsur yang selamaini dianggap bertentangan. Pertentangan tersebut terdiri atas pelbagai bentuk. Ada pertentangan yang di sadari, tanpa disadari, antara ruh dan benda, pria dan wanita dan seterusnya.

5.       Sastra berisi ungkaan-ungkapan yang ‘’tidak bisa terungkapkan’’. Penyair menghasilkan kata-kata untuk memotret sebuah fakta imajinatif yang tidak bisa digambarkan oleh orang lain. Ketika dijelaskan oleh sastrawan, maka fakta itu kemudian terlihat jelas oleh orang-orang awam atau pembaca. 

Karena ciri-ciri adalah unsur pembeda, maka sastra harus dibedakan dengan karya yang bukan sastra. Variabel kontrolnya adalah bahasa sebagai alat untuk menghasilkan karya. Di sini disampaikan perbedaan antara karya sastra dan karya ilmiah.

1.  Bahasa sastra bersifat konotasi. Konotasi adalah gaya bahasa yang berisi ungkapan-ungkapan tidak langsung tentang gagasan atau fakta-fakta tersebut. Arti kata denotasi terdapat dalam kamus bahasa sedangkan arti kata konotasi terdapat dalam kamus perumpamaan.

2.    Bahasa sastra bersifat homonim sedangkan bahasa ilmiah bersifat struktur. Homonim adalah kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi memiliki arti berbeda. Kata dalam sastra sering kali mengungkapkan tentang hal-hal yang bersifat ambigu atau taksa atau bertentangan. Struktur logis memiliki arti bahwa masing-masing kata atau susunan kata dalam kalimat adalah susunan logika. Kalimat yang memiliki logika disebut dengan proposisi.

3.  Bahasa sastra bersifat ekspresif sedangkan bahasa ilmiah bersifat logis. Ekspresi adalah ungkapan-ungkapan yang bersifat individual atau subjektif sedangkan logis adalah ungkapan-ungkapan yang harus di sesuaikan dengan kaidah-kaidah logika.

4.     Bahasa sastra lebih mementingkan simbol yang mewadahi gagasan-gagasan tertentu sedangkan bahasa ilmiah ketika mementingkan skema atau bagan-bagan untuk menjelaskan gagasan-gagasan tertentu (Wellek dan Warren ,199326)

5.     Bahasa sastra di ungkapkan secara estetis sedangkan bahasa ilmiah di ungkapkan secara normatif estetis memiliki arti keindahan sedangkan normatif memiliki arti sesuai dengan pemikiran umum. Jakop Sumardjo dan Saini KM dalam Apresiasi Kesusastraan (1988,16) juga mengemukakan  hal senada dengan pendapat Wellek dan Warren di masa di nyatakan bahasa sastra berkaitan dengan sisi ekspretif dalam pragmatis . smentara,bahasa-bahasa semacam itu ilmu di hindari oleh bahasa ilmiah. Karena itu, Sumardjo dan Saini KM menyebut karya sastra memiliki ciri (1) imajinatif, (2) estetis, dan (3) cara pegguaan yang khas. Berdasarkan ciri yang di ungkapkan oleh Sumardjo dan Saini KM tersebut, maka unsur yang belum ada dalam ciri Wellek dan Warren adalah ciri ekstetis (1988:16) .

 FUNGSI SASTRA DI TENGAH MASYARAKAT

Fungsi dapat di definisikan sebagai kedudukan yang dimiliki unsur-unsur di dalam sebuah struktur. Jadi,fungsi itu melekat pada unsur-unsur  yang berada dalam  sebuah kelompok yang   dinamakan dengan struktur. Adapun ketika kita membicarakan fungsi sastra maka pemikiran pertama yang muncul adalah apakah fungsi dari sastra tersebut? Bagaimana mendudukkan sastra sebagai sebuah fungsi di dalam struktur masyarakat.

Wellek dan Waren (26) menjelaskan bahwa fungsi sastra adalah sebagai berikut:

1.  Sebagai hiburan. Karya sastra adalah’’pemanis’’ dalam  kehidupan masyarakat sebab memberikan fantasi-fantasi yang menyenangkan bagi pembaca. Karena sebagai hiburan, dampak yang diperoleh adalah rasa senang.

2.      Sebagai renungan. Karya sastra difungsikan sebagai media untuk merenungkan nilai-nilai terdalam dari pembaca. maka pengalaman itu diungkapkan sedemikian rupa untuk memperoleh sari pati yang diinginkan

Sebagai bahasan pelajaran. Karya sastra difungsikan di tengah-tengah masyarakat sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Karya sastra menuntun individu untuk menemukan nilai yang diungkapkan sebagai benar salah. Karya sastra dikatakan sebagai’’indah dan berguna’’ atau dulce et utile.

4.   Sebagai media komunikasi simbolik. Luxemburg menyatakan bahwa karya seni adalah sebuah media yang dipergunakan manusia untuk menjalin hubungan dengan dunia sekitarnya(Luxemburg, 1994:47). Karena ini komunikasi simbolik, maka para penerima tidak bisa langsung menerjemahkan kata-kata sebagai arti denotatif, tetapi harus menggunakan instrumen konotatif.

5.   Sebagai pembuka paradigma berpikir. Sastra menurut Bronowski (1973:282) dijadikan sebagai media untuk membuka cakrawala masyarakat yang terkungkung oleh semangat zaman yang tidak disadarinya. Sastra menyadarkan masyarakat yang selama ini merasa berada dalam kenyataan yang sesungguhnya padahal sebetulnya hanya berada pada entitas yang mirip dengan kenyataan (kuasi-kenyataan).  

Sabtu, 04 September 2021

Fungsi dan tujuan observasi

Fungsi dan tujuan observasi

Fungsi dan tujuan observasi

Peninjauan secara cermat merupakan pengertian observasi yang menggunakan pedoman pengamatan. Fungsi observasi untuk mendapatkan informasi dari objek yang diamati berupa data, skor atau nilai. Para pengamat atau peneliti memiliki tujuan dari observasi objek atau fenomena yaitu :

 

  1. Menggambarkan objek dan segala hal yang berhubungan melalui pengamatan panca indera.

    Para pengamat telah melatih panca indera bisa mengamati segala peristiwa atau objek dengan teliti. Tentu kemampuan panca indera yang telah terlatih bakal berbeda dengan kemampuan orang awam. Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda, bukan? Pengamatan dengan panca indera harus didukung dengan teknik pengamatan lain yaitu penggalian data akurat dari lapangan secara langsung.

  2. Mendapatkan kesimpulan

    Objek yang telah diamati dalam waktu tertentu akan memberikan kesimpulan pengamatan. Kesimpulan disajikan dalam bentuk laporan yang bisa memberikan informasi atau bahan pembelajaran bagi pembaca.

  3. Mendapatkan data atau informasi

    Tujuan melakukan pengamatan untuk mendapatkan data atau informasi dari objek yang diamati. Data atau informasi bisa dibagikan kepada pihak lain dalam bentuk karya ilmiah atau non ilmiah. Karya yang sudah ditampilkan ke publik akan mendapatkan pujian atau kritik. Jadi, peneliti membutuhkan waktu yang tidak singkat dalam membuat sebuah karya. Dalam pengertian observasi, pengamat memiliki tujuan umum dan khusus tergantung objek yang tengah diamati.

Kelebihan dan Kekurangan dalam observasi

Kelebihan dan kekurangan observasi

Pengamat melakukan observasi dengan berbagai cara seperti tes, kuisioner, rekaman gambar, dan suara. Lengkapi pengamatan dengan blangko yang berisi tentang kejadian atau tingkah laku objek yang diamati. Nantinya pengamat hanya perlu memberikan tanda cek pada isian kolom tersebut sesuai hasil observasi.

Melakukan penelitian pada objek dengan metode pengamatan memiliki kelebihan dan kekurangan yang wajib Anda pahami lebih dulu. Yuk, simak rangkuman mengenai kelebihan dan kekurangan observasi berikut ini!

 

Kelebihan observasi

  1. Bisa mencatat perilaku pertumbuhan atau hal-hal terkait fenomena objek tatkala kejadian berlangsung.
  2. Bisa memperoleh data dari subjek secara langsung baik komunikasi verbal atau tidak. Pengamatan pada anak-anak kecil lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa.

Pasalnya, anak-anak bisa mengungkapkan perilaku atau jawaban yang jujur sedangkan orang dewasa bisa memberikan jawaban yang tidak valid atau pura-pura.

 

Kekurangan observasi

Tak hanya memiliki kelebihan, pengamatan juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan yaitu :

  1. Perlu waktu lama dalam melakukan pengamatan untuk kejadian atau peristiwa tertentu.
  2. Pengamatan fenomena berlangsung lebih lama dan tidak bisa dilakukan secara langsung.
  3. Kegiatan pengamatan bisa terganggu untuk kejadian, peristiwa atau hal-hal yang bersifat pribadi. Misalnya pengamatan perilaku anak yang mengalami masalah pertengkaran orangtua atau konflik tertentu. Ranah pribadi merupakan kelemahan dari observasi sehingga kegiatan tidak bisa diamati secara maksimal.

 

Untuk Anda yang hendak melakukan pengamatan objek, wajib melakukan perencanaan terkait metode pengamatan yang paling optimal. Hasil pengamatan bisa disampaikan dalam bentuk data nyata yang bisa memberikan informasi dan pembelajaran pada pembaca baik dalam bentuk tabel ataupun diagram. Pengertian observasi, fungsi, tujuan, dan manfaat bisa Anda jadikan referensi sebelum melakukan penelitian ilmiah atau non ilmiah. 

Minggu, 29 Agustus 2021

Format Penulisan Proposal Skripsi

FORMAT PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

A. Proposal Penelitian

Usulan Penelitian (Research Proposal) merupakan rencana penelitian mahasiswa yang hasilnya

disusun dalam bentuk Proposal Penelitian. Proposal yang diajukan mahasiswa disusun tanpa memakai

bab-bab dengan sistematika sebagai berikut:

Halaman Depan / Cover

A. Judul

B. Latar Belakang

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Definisi Operasional

G. Kajian Pustaka

H. Hipotesis (jika perlu)

I. Metode Penelitian yang meliputi:

1) Pendekatan dan Jenis Penelitian

2) Tempat dan Waktu

3) Sumber Data

4) Teknik Pengumpulan Data

5) Teknik Analisis Data

J. Daftar Pustaka

K. Lampiran

B. Sistematika Proposal

Sistematika proposal dijelaskan sebagai berikut:

1. Halaman Sampul

Halaman sampul memuat: judul usulan penelitian, jenis usulan, Logo/Lambang Sekolah Tinggi/Universitas, Nama dan Nomor Induk Mahasiswa, institusi yang dituju dan tahun pengajuan.

a) Judul dibuat sesingkat-singkatnya, jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah yang akan

diteliti dan tidak membuka peluang penafsiran ganda.

b) Jenis usulan adalah Proposal Penelitian.

c) Logo/Lambang Sekolah Tinggi / Universitas adalah lambang yang resmi digunakan untuk laporan karya ilmiah yaitu berwarna hijau.

d) Nama dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) diletakkan ditegah halaman judul tanpa disertai

garis bawah, nama tidak boleh disingkat dan derajat kesarjanaan tidak boleh disertakan. NIM

ditempatkan di bawah nama mahasiswa.

e) Institusi yang dituju.......

f) Waktu pengajuan ditulis tahun pengajuan usulan penelitian.

g) Penulisan memakai huruf besar / Kapital

2. Judul

Judul penelitian harus spesifik, singkat dan menggambarkan masalah yang diteliti. Judul maksimal

20 kata, jelas dan tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam atau dapat

menggunakan sub judul jika terlalu panjang.

3. Latar Belakang

Berisikan uraian tentang masalah penelitian dan alasan dilakukannya penelitian, sehingga

tercermin dengan jelas apa dan mengapa topik atau masalah tersebut perlu diteliti. Secara ringkas

dipaparkan tentang gejala-gejala yang muncul dan keterkaitannya dengan teori, hasil-hasil

penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah maupun pengalaman atau pengamatan pribadi

yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Disamping itu perlu dijelaskan pentingnya

masalah itu untuk dikaji atau diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat

landasan berpijak yang lebih kokoh dan jelas.

4. Rumusan Masalah

Merupakan kalimat tanya yang berupa ungkapan tentang masalah atau topik yang akan diteliti

5. Tujuan Penelitian

Berisikan penjelasan singkat tentang hal-hal yang ingin dicapai melalui penelitian yang di lakukan,

berdasarkan pada perumusan masalah.

6. Manfaat Penelitian

Menjelaskan manfaat penelitian secara teoretis dan praktis serta menjelaskan pihak-pihak yang

akan memperoleh manfaat dari hasil penelitian tersebut.

7. Definisi Operasional

Merupakan penjelasan dari variabel atau istilah secara operasional, mengenai variabel penelitian

yang diteliti. Tujuannya adalah untuk mengarahkan si peneliti supaya diperoleh data yang benar

sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dalam mengoperasionalkan variabel harus jelas batasannya

dan terukur.

8. Kajian Pustaka

Kajian pustaka didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya

bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai

penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yaitu mutakhir

(sepuluh tahun terakhir) dan relevan.

a) Landasan Teori

Bagian ini membahas tentang teori-teori dan pendapat orang yang digunakan menelaah dan

menganalisis masalah yang diteliti. Teori dan pendapat orang disintesis, sehingga berguna

untuk menjawab masalah secara teoretis dalam bentuk kerangka pikir dan sebagai dasar

menyusun hipotesis.

b) Kajian Penelitian yang Relevan

Bagian ini membahas hasil-hasil penelitian yang termuat dalam buku teks, jurnal, skripsi,

tesis, disertasi, prosiding, dan karya ilmiah lain.

9. Hipotesis (jika perlu)

Merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah yang diajukan dan perlu dibuktikan.

Hipotesis dirumuskan dengan singkat dan jelas dalam bentuk kalimat pernyataan.

Oleh karena itu hipotesis harus diuji kebenarannya dan pengujiaannya harus mendasarkan pada

kaidah-kaidah keilmuan (scientific methods) yang dapat dipertanggungjawabkan.

10. Metode Penelitian

a) Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kuantitatif, Pendekatan

Kualitatif ataupun penggabungan keduanya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian

Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK).

Jenis-jenis penelitian dapat dipilih sesuai dengan tema/judul penelitian antara lain: Penelitian

deskriptif, Penelitian korelasional, Penelitian komparasi, Penelitian evaluasi, Penelitian

eksperimen, Penelitian fenomenologi, grounded research, Penelitian ethnografi, Penelitian studi

kasus.

b) Tempat dan Waktu

Menjelaskan tempat dimana dan lama/waktu di laksanakannya penelitian. Lama penelitian

dihitung mulai dari menyusun proposal sampai penyusunan laporan penelitian.

c) Sumber Data Penelitian

Menjelaskan siapa, apa yang menjadi subjek/objek/sumber data serta teknik yang digunakan

dalam pengambilan dan jumlah sampel/subjek/sumber data.

d) Teknik Pengumpulan Data

Menjelaskan proses pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.Teknik yang dipakai

dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data.

e) Teknik Analisis Data

Menjelaskan teknik analisis yang di pilih beserta rasionalnya. Analisis data dapat berupa

analisis data deskriptif dan/atau inferensial.

11. Daftar Pustaka

Berisi daftar buku-buku, jurnal, prosiding, majalah, surat kabar, internet serta sumber-sumber lain

yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan proposal.



Tanaman Herbal Indonesia Dokter terkejut melihat hasil nya, racun dalam tubuh seperti : Rematik Kolesterol Asam Urat Semua sembuh total deng...