Orang bijak mengatakan, bacaan adalah jendela ilmu pengetahuan. Artinya, kalau kita ingin mengetahui banyak hal dan bahkan menjadi penguasa dunia, gemar membaca adalah kuncinya
Kamis, 21 Oktober 2021
Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi
Rabu, 06 Oktober 2021
Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi
Jumat, 01 Oktober 2021
Langkah-langkah Menyunting Teks Eksposisi
Selasa, 21 September 2021
Hakikat Sastra
HAKIKAT SASTRA
Hakikat adalah segala sesuatu yang berada pada sesuatu yang paling dasar dari sebuah konstruksi pemikiran.
Dalam pendapat lain di kemukakan bahwasanya hakikat adalah sebuah akar. Pencairan sebuah hakikat tidak bisa dilakukan hanya pada bagian pembukaan, tetapi harus masuk kedalam relung-relung kedalaman. Jadi, kalau kita meninjau tentang hakikat, maka pertanyaan yang di ajukan adalah tentang pentingnya objek tersebut. Dalam bahasa filsafat, pertanyaan itu berbunyi, apa esensi dari karya sastra dan study sastra itu?
Di dalam pola berpikir manusia, pemahaman makna dari suatu objek dilihat dari istilah, asal usul istilah, fungsi dan kebergunaannya dalam konteks kehidupan sehari-hari.
PENGERTIAN ETIMOLOGI
Dalam bahasa indonesia , kata sastra itu sendiri berasal dari bahasa jawa kuna yang berarti tulisan. Istilah dalam bahasa jawa kuna berarti “ tulisan tulisan utama”. Sementara itu, kata “sastra” salam khazanah jawa kuna berasal dari bahasa sansekerta yang berarti kehidupan . akar kata bahasa sansekerta adalah sas yang berarti mengarahkan, mengajar atau memberi petunjuk atau instruksi. Sementara itu, akhiran tra biasanya menunjukkan alat atau sarana. Dengan demikian, sastra berarti alat untuk mengajar atau buku petunjuk atau buku instruksi atau buku pengajaran. Di samping kata sastra, kerap juga kata susatra kita di beberapa tuisan, yang berarti bahasa yang indah-awalan su pada kata susastra mengacu pada arti indah.
Teeuw dalam Sastra dan Ilmu Sastra (1988) menyebutkan bahwa kata “literature” dalam bahasa inggris berasal dari bahasa yunani, yang bearti huruf. Dalam penggunaan masa lalu, literature mengacu pada susunan kata dalam tata bahasa dan puisi. Orang yang memahami tata bahasa dan puisi di sebut dengan literatus.
Dalam bahasa Prancis, kata “letter” mengacu pada kata sastra dalam bahasa indonesia. Kata Prancis itu hampir mirip dengan kata dalam bahasa Belanda, yakni geletterd. Dua kata itu memiliki makna yang sama, yakni orang yang berada dan memiliki kemakhiran khusus di bidang sastra. Berbeda dengan kata Prancis dan Belanda. Kata Jerman adalah schrifftum dan dichtung. Pengertian schrifftum mengacu pada segala hal yang tertulis sementara dichtung terbatas pada tulisan yang tidak langsung berkaitan dengan fakta –fakta aktual sehingga bisa di katakan imajinasai. Seorang penyair dalam bahasa Jerman di sebut dengan der Dichter atau die Dichter hal itu sekurang –kurangnya dijelaskan oleh A.Hauken (1932) dalam Kamus Jerman Indonesia (Jakarta: Gremedia Pustaka Utara (1992) .
Rene wellek dan Austin Warren dalam Teori Kesusastraan (1992) menyebutkan bahwa sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Jadi, ilmuan sastra pada abad ke -14 dapat mempelajari proFesi kedokteran, gerakan planet pada abad pertengahan atau ilmu sihir di Inggris. Ilmuan sastra tidak terbatas pada tulisan atau manuskrip ketika mempelajari kebudayaan.
BACA JUGA : Menulis Puisi Lama
CIRI-CIRI SASTRA
Ciri-ciri dapat didefinisikan sebagai kekhasan yang melekat pada sebuah objek atau benda sehingga membedakannyya dengan benda-benda lain atau objek lain . lalu, apakah ciri- ciri sastra tersebut,yang membedakanya dengan yang lain.Jan Van Luxemburg (1984) dalam Pengantar Ilmu Sastra ( 1984:5) menyenbutkan ciri-ciri sastra khususnya kekhasaanya pada masa Romantik. Dia menyebut sebagai berikut :
1. Sastra adalah sebuah ciptaan atau kreasi. Karena sastra adalah kreasi. Maka sastra bukanlah imitasi atau tiruan. Penciptanya disebut dengan seniman lantaran menciptakan sebuah dunia baru.
2. Sastra bersifat otonom. Ini berati tidak mengacu pada sesuatu yang lain. Sastra tidak bersifat komunikatif. Sang penyair hanya mencari keseleraan di dalam karyanya sendiri. Dalil ini masih digunakan dalam setiap pendekatan sastra.
3. Sastra memiliki unsur koherensi. Artinya, unsur-unsur di dalamnya memiliki keselarasan antara bentuk dan isi setiap isi berkaitan dengan bentuk atau ungkapan tertentu. Hubungan antara bentuk dan isi bersifat fleksibel.
4. Sastra berisi tentang sintesis atau unsur-unsur yang selamaini dianggap bertentangan. Pertentangan tersebut terdiri atas pelbagai bentuk. Ada pertentangan yang di sadari, tanpa disadari, antara ruh dan benda, pria dan wanita dan seterusnya.
5. Sastra berisi ungkaan-ungkapan yang ‘’tidak bisa terungkapkan’’. Penyair menghasilkan kata-kata untuk memotret sebuah fakta imajinatif yang tidak bisa digambarkan oleh orang lain. Ketika dijelaskan oleh sastrawan, maka fakta itu kemudian terlihat jelas oleh orang-orang awam atau pembaca.
Karena ciri-ciri adalah unsur pembeda, maka sastra harus dibedakan dengan karya yang bukan sastra. Variabel kontrolnya adalah bahasa sebagai alat untuk menghasilkan karya. Di sini disampaikan perbedaan antara karya sastra dan karya ilmiah.
1. Bahasa sastra bersifat konotasi. Konotasi adalah gaya bahasa yang berisi ungkapan-ungkapan tidak langsung tentang gagasan atau fakta-fakta tersebut. Arti kata denotasi terdapat dalam kamus bahasa sedangkan arti kata konotasi terdapat dalam kamus perumpamaan.
2. Bahasa sastra bersifat homonim sedangkan bahasa ilmiah bersifat struktur. Homonim adalah kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi memiliki arti berbeda. Kata dalam sastra sering kali mengungkapkan tentang hal-hal yang bersifat ambigu atau taksa atau bertentangan. Struktur logis memiliki arti bahwa masing-masing kata atau susunan kata dalam kalimat adalah susunan logika. Kalimat yang memiliki logika disebut dengan proposisi.
3. Bahasa sastra bersifat ekspresif sedangkan bahasa ilmiah bersifat logis. Ekspresi adalah ungkapan-ungkapan yang bersifat individual atau subjektif sedangkan logis adalah ungkapan-ungkapan yang harus di sesuaikan dengan kaidah-kaidah logika.
4. Bahasa sastra lebih mementingkan simbol yang mewadahi gagasan-gagasan tertentu sedangkan bahasa ilmiah ketika mementingkan skema atau bagan-bagan untuk menjelaskan gagasan-gagasan tertentu (Wellek dan Warren ,199326)
5. Bahasa sastra di ungkapkan secara estetis sedangkan bahasa ilmiah di ungkapkan secara normatif estetis memiliki arti keindahan sedangkan normatif memiliki arti sesuai dengan pemikiran umum. Jakop Sumardjo dan Saini KM dalam Apresiasi Kesusastraan (1988,16) juga mengemukakan hal senada dengan pendapat Wellek dan Warren di masa di nyatakan bahasa sastra berkaitan dengan sisi ekspretif dalam pragmatis . smentara,bahasa-bahasa semacam itu ilmu di hindari oleh bahasa ilmiah. Karena itu, Sumardjo dan Saini KM menyebut karya sastra memiliki ciri (1) imajinatif, (2) estetis, dan (3) cara pegguaan yang khas. Berdasarkan ciri yang di ungkapkan oleh Sumardjo dan Saini KM tersebut, maka unsur yang belum ada dalam ciri Wellek dan Warren adalah ciri ekstetis (1988:16) .
FUNGSI SASTRA DI TENGAH MASYARAKAT
Fungsi dapat di definisikan sebagai kedudukan yang dimiliki unsur-unsur di dalam sebuah struktur. Jadi,fungsi itu melekat pada unsur-unsur yang berada dalam sebuah kelompok yang dinamakan dengan struktur. Adapun ketika kita membicarakan fungsi sastra maka pemikiran pertama yang muncul adalah apakah fungsi dari sastra tersebut? Bagaimana mendudukkan sastra sebagai sebuah fungsi di dalam struktur masyarakat.
Wellek dan Waren (26) menjelaskan bahwa fungsi sastra adalah sebagai berikut:
1. Sebagai hiburan. Karya sastra adalah’’pemanis’’ dalam kehidupan masyarakat sebab memberikan fantasi-fantasi yang menyenangkan bagi pembaca. Karena sebagai hiburan, dampak yang diperoleh adalah rasa senang.
2. Sebagai renungan. Karya sastra difungsikan sebagai media untuk merenungkan nilai-nilai terdalam dari pembaca. maka pengalaman itu diungkapkan sedemikian rupa untuk memperoleh sari pati yang diinginkan
3 Sebagai bahasan pelajaran. Karya sastra difungsikan di tengah-tengah masyarakat sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Karya sastra menuntun individu untuk menemukan nilai yang diungkapkan sebagai benar salah. Karya sastra dikatakan sebagai’’indah dan berguna’’ atau dulce et utile.
4. Sebagai media komunikasi simbolik. Luxemburg menyatakan bahwa karya seni adalah sebuah media yang dipergunakan manusia untuk menjalin hubungan dengan dunia sekitarnya(Luxemburg, 1994:47). Karena ini komunikasi simbolik, maka para penerima tidak bisa langsung menerjemahkan kata-kata sebagai arti denotatif, tetapi harus menggunakan instrumen konotatif.
5. Sebagai pembuka paradigma berpikir. Sastra menurut Bronowski (1973:282) dijadikan sebagai media untuk membuka cakrawala masyarakat yang terkungkung oleh semangat zaman yang tidak disadarinya. Sastra menyadarkan masyarakat yang selama ini merasa berada dalam kenyataan yang sesungguhnya padahal sebetulnya hanya berada pada entitas yang mirip dengan kenyataan (kuasi-kenyataan).
Sabtu, 04 September 2021
Fungsi dan tujuan observasi
Fungsi dan tujuan observasi

Peninjauan secara cermat merupakan pengertian observasi yang menggunakan pedoman pengamatan. Fungsi observasi untuk mendapatkan informasi dari objek yang diamati berupa data, skor atau nilai. Para pengamat atau peneliti memiliki tujuan dari observasi objek atau fenomena yaitu :
Menggambarkan objek dan segala hal yang berhubungan melalui pengamatan panca indera.
Para pengamat telah melatih panca indera bisa mengamati segala peristiwa atau objek dengan teliti. Tentu kemampuan panca indera yang telah terlatih bakal berbeda dengan kemampuan orang awam. Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda, bukan? Pengamatan dengan panca indera harus didukung dengan teknik pengamatan lain yaitu penggalian data akurat dari lapangan secara langsung.
Mendapatkan kesimpulan
Objek yang telah diamati dalam waktu tertentu akan memberikan kesimpulan pengamatan. Kesimpulan disajikan dalam bentuk laporan yang bisa memberikan informasi atau bahan pembelajaran bagi pembaca.
Mendapatkan data atau informasi
Tujuan melakukan pengamatan untuk mendapatkan data atau informasi dari objek yang diamati. Data atau informasi bisa dibagikan kepada pihak lain dalam bentuk karya ilmiah atau non ilmiah. Karya yang sudah ditampilkan ke publik akan mendapatkan pujian atau kritik. Jadi, peneliti membutuhkan waktu yang tidak singkat dalam membuat sebuah karya. Dalam pengertian observasi, pengamat memiliki tujuan umum dan khusus tergantung objek yang tengah diamati.
Kelebihan dan Kekurangan dalam observasi
Kelebihan dan kekurangan observasi

Pengamat melakukan observasi dengan berbagai cara seperti tes, kuisioner, rekaman gambar, dan suara. Lengkapi pengamatan dengan blangko yang berisi tentang kejadian atau tingkah laku objek yang diamati. Nantinya pengamat hanya perlu memberikan tanda cek pada isian kolom tersebut sesuai hasil observasi.
Melakukan penelitian pada objek dengan metode pengamatan memiliki kelebihan dan kekurangan yang wajib Anda pahami lebih dulu. Yuk, simak rangkuman mengenai kelebihan dan kekurangan observasi berikut ini!
Kelebihan observasi
- Bisa mencatat perilaku pertumbuhan atau hal-hal terkait fenomena objek tatkala kejadian berlangsung.
- Bisa memperoleh data dari subjek secara langsung baik komunikasi verbal atau tidak. Pengamatan pada anak-anak kecil lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa.
Pasalnya, anak-anak bisa mengungkapkan perilaku atau jawaban yang jujur sedangkan orang dewasa bisa memberikan jawaban yang tidak valid atau pura-pura.
Kekurangan observasi
Tak hanya memiliki kelebihan, pengamatan juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan yaitu :
- Perlu waktu lama dalam melakukan pengamatan untuk kejadian atau peristiwa tertentu.
- Pengamatan fenomena berlangsung lebih lama dan tidak bisa dilakukan secara langsung.
- Kegiatan pengamatan bisa terganggu untuk kejadian, peristiwa atau hal-hal yang bersifat pribadi. Misalnya pengamatan perilaku anak yang mengalami masalah pertengkaran orangtua atau konflik tertentu. Ranah pribadi merupakan kelemahan dari observasi sehingga kegiatan tidak bisa diamati secara maksimal.
Untuk Anda yang hendak melakukan pengamatan objek, wajib melakukan perencanaan terkait metode pengamatan yang paling optimal. Hasil pengamatan bisa disampaikan dalam bentuk data nyata yang bisa memberikan informasi dan pembelajaran pada pembaca baik dalam bentuk tabel ataupun diagram. Pengertian observasi, fungsi, tujuan, dan manfaat bisa Anda jadikan referensi sebelum melakukan penelitian ilmiah atau non ilmiah.
Minggu, 29 Agustus 2021
Format Penulisan Proposal Skripsi
FORMAT PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI
A. Proposal Penelitian
Usulan Penelitian (Research Proposal) merupakan rencana penelitian mahasiswa yang hasilnya
disusun dalam bentuk Proposal Penelitian. Proposal yang diajukan mahasiswa disusun tanpa memakai
bab-bab dengan sistematika sebagai berikut:
Halaman Depan / Cover
A. Judul
B. Latar Belakang
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Definisi Operasional
G. Kajian Pustaka
H. Hipotesis (jika perlu)
I. Metode Penelitian yang meliputi:
1) Pendekatan dan Jenis Penelitian
2) Tempat dan Waktu
3) Sumber Data
4) Teknik Pengumpulan Data
5) Teknik Analisis Data
J. Daftar Pustaka
K. Lampiran
B. Sistematika Proposal
Sistematika proposal dijelaskan sebagai berikut:
1. Halaman Sampul
Halaman sampul memuat: judul usulan penelitian, jenis usulan, Logo/Lambang Sekolah Tinggi/Universitas, Nama dan Nomor Induk Mahasiswa, institusi yang dituju dan tahun pengajuan.
a) Judul dibuat sesingkat-singkatnya, jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah yang akan
diteliti dan tidak membuka peluang penafsiran ganda.
b) Jenis usulan adalah Proposal Penelitian.
c) Logo/Lambang Sekolah Tinggi / Universitas adalah lambang yang resmi digunakan untuk laporan karya ilmiah yaitu berwarna hijau.
d) Nama dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) diletakkan ditegah halaman judul tanpa disertai
garis bawah, nama tidak boleh disingkat dan derajat kesarjanaan tidak boleh disertakan. NIM
ditempatkan di bawah nama mahasiswa.
e) Institusi yang dituju.......
f) Waktu pengajuan ditulis tahun pengajuan usulan penelitian.
g) Penulisan memakai huruf besar / Kapital
2. Judul
Judul penelitian harus spesifik, singkat dan menggambarkan masalah yang diteliti. Judul maksimal
20 kata, jelas dan tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam atau dapat
menggunakan sub judul jika terlalu panjang.
3. Latar Belakang
Berisikan uraian tentang masalah penelitian dan alasan dilakukannya penelitian, sehingga
tercermin dengan jelas apa dan mengapa topik atau masalah tersebut perlu diteliti. Secara ringkas
dipaparkan tentang gejala-gejala yang muncul dan keterkaitannya dengan teori, hasil-hasil
penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah maupun pengalaman atau pengamatan pribadi
yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Disamping itu perlu dijelaskan pentingnya
masalah itu untuk dikaji atau diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat
landasan berpijak yang lebih kokoh dan jelas.
4. Rumusan Masalah
Merupakan kalimat tanya yang berupa ungkapan tentang masalah atau topik yang akan diteliti
5. Tujuan Penelitian
Berisikan penjelasan singkat tentang hal-hal yang ingin dicapai melalui penelitian yang di lakukan,
berdasarkan pada perumusan masalah.
6. Manfaat Penelitian
Menjelaskan manfaat penelitian secara teoretis dan praktis serta menjelaskan pihak-pihak yang
akan memperoleh manfaat dari hasil penelitian tersebut.
7. Definisi Operasional
Merupakan penjelasan dari variabel atau istilah secara operasional, mengenai variabel penelitian
yang diteliti. Tujuannya adalah untuk mengarahkan si peneliti supaya diperoleh data yang benar
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dalam mengoperasionalkan variabel harus jelas batasannya
dan terukur.
8. Kajian Pustaka
Kajian pustaka didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya
bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai
penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yaitu mutakhir
(sepuluh tahun terakhir) dan relevan.
a) Landasan Teori
Bagian ini membahas tentang teori-teori dan pendapat orang yang digunakan menelaah dan
menganalisis masalah yang diteliti. Teori dan pendapat orang disintesis, sehingga berguna
untuk menjawab masalah secara teoretis dalam bentuk kerangka pikir dan sebagai dasar
menyusun hipotesis.
b) Kajian Penelitian yang Relevan
Bagian ini membahas hasil-hasil penelitian yang termuat dalam buku teks, jurnal, skripsi,
tesis, disertasi, prosiding, dan karya ilmiah lain.
9. Hipotesis (jika perlu)
Merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah yang diajukan dan perlu dibuktikan.
Hipotesis dirumuskan dengan singkat dan jelas dalam bentuk kalimat pernyataan.
Oleh karena itu hipotesis harus diuji kebenarannya dan pengujiaannya harus mendasarkan pada
kaidah-kaidah keilmuan (scientific methods) yang dapat dipertanggungjawabkan.
10. Metode Penelitian
a) Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kuantitatif, Pendekatan
Kualitatif ataupun penggabungan keduanya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian
Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK).
Jenis-jenis penelitian dapat dipilih sesuai dengan tema/judul penelitian antara lain: Penelitian
deskriptif, Penelitian korelasional, Penelitian komparasi, Penelitian evaluasi, Penelitian
eksperimen, Penelitian fenomenologi, grounded research, Penelitian ethnografi, Penelitian studi
kasus.
b) Tempat dan Waktu
Menjelaskan tempat dimana dan lama/waktu di laksanakannya penelitian. Lama penelitian
dihitung mulai dari menyusun proposal sampai penyusunan laporan penelitian.
c) Sumber Data Penelitian
Menjelaskan siapa, apa yang menjadi subjek/objek/sumber data serta teknik yang digunakan
dalam pengambilan dan jumlah sampel/subjek/sumber data.
d) Teknik Pengumpulan Data
Menjelaskan proses pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.Teknik yang dipakai
dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data.
e) Teknik Analisis Data
Menjelaskan teknik analisis yang di pilih beserta rasionalnya. Analisis data dapat berupa
analisis data deskriptif dan/atau inferensial.
11. Daftar Pustaka
Berisi daftar buku-buku, jurnal, prosiding, majalah, surat kabar, internet serta sumber-sumber lain
yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan proposal.
Tanaman Herbal Indonesia Dokter terkejut melihat hasil nya, racun dalam tubuh seperti : Rematik Kolesterol Asam Urat Semua sembuh total deng...

-
Sebagai manusia yang setiap hari tak lepas dari kegiatan komunikasi, baik secara langsung maupun via sambungan telepon, kalian pasti tahu ba...
-
Perhatikanlah kedua teks di bawah ini. Teks I Sekitar dua ratus pelajar SMA,SMK, dan sederajat, berkumpul di depan kantor PDAM Bandung, Jal...
-
Berpidato merupakan salah satu bentuk kegiatan berbahasa di depan audiens atau banyak orang. Sebelum berpidato, seseorang diharapkan mempers...