Mie goreng spesial |
Orang bijak mengatakan, bacaan adalah jendela ilmu pengetahuan. Artinya, kalau kita ingin mengetahui banyak hal dan bahkan menjadi penguasa dunia, gemar membaca adalah kuncinya
Selasa, 07 Desember 2021
Contoh Teks Prosedur
Minggu, 05 Desember 2021
Sejarah Erupsi Gunung Semeru
Fakta Unik Tentang Gunung Semeru
Selasa, 30 November 2021
Contoh Soal Ulangan PBI
Rabu, 24 November 2021
PESAN Prof. DR. QURAISH SHIHAB UNTUK NAJWA SHIHAB
Selasa, 23 November 2021
Konsep-konsep Ideal Dalam Budaya Sulawesi
Senin, 22 November 2021
Contoh Teks Berita AS Roma Vs Genoa
AS Roma vs Genoa
AS Roma sukses mengalahkan rivalnya di partai tandang mereka Genoa dengan skor yang memuaskan 2-0 dalam lanjutan Partai serie A 22/11 giornata 13 yang di gelar di Luigi Ferraris, senin 22/11/2021 dini hari WIB.
Pemain 18 tahun yang baru dimasukkan di babak kedua, Felix Afena - Gyan menjadi pahlawan kemenagan Roma dimarkas Genoa dengan memborong dua gol di menit akhir babak kedua
Berkat hasil ini, Roma pun berhak naik ke peringkat klasemen dengan poin 22, sementara itu, Genoa masih terpuruk di posisi 18 atau zona degradasi dengan poin 9 sementara pelatih Genoa Andriy Shevchenko tetap memberikan semangat kepada pemainnya dan tetap optimis untuk laga-laga selanjutnya.
Sumber dari berbagai media bola yang kami rangkum menjadi sebuah berita pendek.
Kamis, 11 November 2021
Unsur-unsur Anekdot
Anekdot dibentuk oleh beberapa unsur. Unsur itu meliputi unsur tema, tokoh, dan peristiwa lucu, mengesankan, atau menarik yang di alami tokoh.
Tokoh dalam anekdot adalah orang terkenal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, anekdot terdiri atas unsur berikut.
1. Tema adalah gagasan pokok yang mendasari sebuah karya. Tema sebuah cerita disajikan secara tersirat atau implisit. Pembaca harus merumuskan sendiri. Dalam cerita, tema didukung oleh penggambaran latar, tingkah laku, dan sifat tokoh.
2. Latar adalah segala keterangan, petunjuk, dan pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang atau tempat, dan keadaan sosial atau suasana terjadinya peristiwa peristiwa dalam cerita.
3. Peristiwa adalah kejadian nyata yang dialami tokoh. Kejadian nyata tersebut terkesan lucu, menarik, dan mengesankan yang membuat orang tersenyum.
4. Tokoh adalah pelaku yang mengalami peristiwa. Tokoh dalam anekdot adalah tokoh nyata dalam kehidupan yang dikenal masyarakat.
Contoh Anekdot
Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat istana negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah deman berdarah yang kala itu melanda Kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta, Pak?" tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal, kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda...!
Sumber buku bahasa indonesia kelas X.
Jumat, 29 Oktober 2021
Benefits of Coconut Water for Health
Kamis, 28 Oktober 2021
Turmeric Benefits For Face
Rabu, 27 Oktober 2021
Membandingkan Laporan Hasil Observasi dengan Jenis Teks yang Lain
- Makna lugas atau makna denotatif
- Makna kias atau makna konotasi
- Laporan
- Karya sastra
- Anekdot
- Lugas, baku
- Bahasa sastra, konotatif, ada rekayasa
- Bahasa sehari-hari
Pengertian Drama Menurut Para Ahli
- Moulton, Drama adalah kisah hidup di gambarkan dalam bentuk gerak ( disajikan langsung dengan tindakan )
- Balthazar vallhagen, Drama adalah seni yang mengambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan.
- Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau gerakan.
Jumat, 22 Oktober 2021
Materi Persidangan LDK
Gambar Ilustrasi |
Kamis, 21 Oktober 2021
Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi
Rabu, 06 Oktober 2021
Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi
Jumat, 01 Oktober 2021
Langkah-langkah Menyunting Teks Eksposisi
Selasa, 21 September 2021
Hakikat Sastra
HAKIKAT SASTRA
Hakikat adalah segala sesuatu yang berada pada sesuatu yang paling dasar dari sebuah konstruksi pemikiran.
Dalam pendapat lain di kemukakan bahwasanya hakikat adalah sebuah akar. Pencairan sebuah hakikat tidak bisa dilakukan hanya pada bagian pembukaan, tetapi harus masuk kedalam relung-relung kedalaman. Jadi, kalau kita meninjau tentang hakikat, maka pertanyaan yang di ajukan adalah tentang pentingnya objek tersebut. Dalam bahasa filsafat, pertanyaan itu berbunyi, apa esensi dari karya sastra dan study sastra itu?
Di dalam pola berpikir manusia, pemahaman makna dari suatu objek dilihat dari istilah, asal usul istilah, fungsi dan kebergunaannya dalam konteks kehidupan sehari-hari.
PENGERTIAN ETIMOLOGI
Dalam bahasa indonesia , kata sastra itu sendiri berasal dari bahasa jawa kuna yang berarti tulisan. Istilah dalam bahasa jawa kuna berarti “ tulisan tulisan utama”. Sementara itu, kata “sastra” salam khazanah jawa kuna berasal dari bahasa sansekerta yang berarti kehidupan . akar kata bahasa sansekerta adalah sas yang berarti mengarahkan, mengajar atau memberi petunjuk atau instruksi. Sementara itu, akhiran tra biasanya menunjukkan alat atau sarana. Dengan demikian, sastra berarti alat untuk mengajar atau buku petunjuk atau buku instruksi atau buku pengajaran. Di samping kata sastra, kerap juga kata susatra kita di beberapa tuisan, yang berarti bahasa yang indah-awalan su pada kata susastra mengacu pada arti indah.
Teeuw dalam Sastra dan Ilmu Sastra (1988) menyebutkan bahwa kata “literature” dalam bahasa inggris berasal dari bahasa yunani, yang bearti huruf. Dalam penggunaan masa lalu, literature mengacu pada susunan kata dalam tata bahasa dan puisi. Orang yang memahami tata bahasa dan puisi di sebut dengan literatus.
Dalam bahasa Prancis, kata “letter” mengacu pada kata sastra dalam bahasa indonesia. Kata Prancis itu hampir mirip dengan kata dalam bahasa Belanda, yakni geletterd. Dua kata itu memiliki makna yang sama, yakni orang yang berada dan memiliki kemakhiran khusus di bidang sastra. Berbeda dengan kata Prancis dan Belanda. Kata Jerman adalah schrifftum dan dichtung. Pengertian schrifftum mengacu pada segala hal yang tertulis sementara dichtung terbatas pada tulisan yang tidak langsung berkaitan dengan fakta –fakta aktual sehingga bisa di katakan imajinasai. Seorang penyair dalam bahasa Jerman di sebut dengan der Dichter atau die Dichter hal itu sekurang –kurangnya dijelaskan oleh A.Hauken (1932) dalam Kamus Jerman Indonesia (Jakarta: Gremedia Pustaka Utara (1992) .
Rene wellek dan Austin Warren dalam Teori Kesusastraan (1992) menyebutkan bahwa sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Jadi, ilmuan sastra pada abad ke -14 dapat mempelajari proFesi kedokteran, gerakan planet pada abad pertengahan atau ilmu sihir di Inggris. Ilmuan sastra tidak terbatas pada tulisan atau manuskrip ketika mempelajari kebudayaan.
BACA JUGA : Menulis Puisi Lama
CIRI-CIRI SASTRA
Ciri-ciri dapat didefinisikan sebagai kekhasan yang melekat pada sebuah objek atau benda sehingga membedakannyya dengan benda-benda lain atau objek lain . lalu, apakah ciri- ciri sastra tersebut,yang membedakanya dengan yang lain.Jan Van Luxemburg (1984) dalam Pengantar Ilmu Sastra ( 1984:5) menyenbutkan ciri-ciri sastra khususnya kekhasaanya pada masa Romantik. Dia menyebut sebagai berikut :
1. Sastra adalah sebuah ciptaan atau kreasi. Karena sastra adalah kreasi. Maka sastra bukanlah imitasi atau tiruan. Penciptanya disebut dengan seniman lantaran menciptakan sebuah dunia baru.
2. Sastra bersifat otonom. Ini berati tidak mengacu pada sesuatu yang lain. Sastra tidak bersifat komunikatif. Sang penyair hanya mencari keseleraan di dalam karyanya sendiri. Dalil ini masih digunakan dalam setiap pendekatan sastra.
3. Sastra memiliki unsur koherensi. Artinya, unsur-unsur di dalamnya memiliki keselarasan antara bentuk dan isi setiap isi berkaitan dengan bentuk atau ungkapan tertentu. Hubungan antara bentuk dan isi bersifat fleksibel.
4. Sastra berisi tentang sintesis atau unsur-unsur yang selamaini dianggap bertentangan. Pertentangan tersebut terdiri atas pelbagai bentuk. Ada pertentangan yang di sadari, tanpa disadari, antara ruh dan benda, pria dan wanita dan seterusnya.
5. Sastra berisi ungkaan-ungkapan yang ‘’tidak bisa terungkapkan’’. Penyair menghasilkan kata-kata untuk memotret sebuah fakta imajinatif yang tidak bisa digambarkan oleh orang lain. Ketika dijelaskan oleh sastrawan, maka fakta itu kemudian terlihat jelas oleh orang-orang awam atau pembaca.
Karena ciri-ciri adalah unsur pembeda, maka sastra harus dibedakan dengan karya yang bukan sastra. Variabel kontrolnya adalah bahasa sebagai alat untuk menghasilkan karya. Di sini disampaikan perbedaan antara karya sastra dan karya ilmiah.
1. Bahasa sastra bersifat konotasi. Konotasi adalah gaya bahasa yang berisi ungkapan-ungkapan tidak langsung tentang gagasan atau fakta-fakta tersebut. Arti kata denotasi terdapat dalam kamus bahasa sedangkan arti kata konotasi terdapat dalam kamus perumpamaan.
2. Bahasa sastra bersifat homonim sedangkan bahasa ilmiah bersifat struktur. Homonim adalah kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi memiliki arti berbeda. Kata dalam sastra sering kali mengungkapkan tentang hal-hal yang bersifat ambigu atau taksa atau bertentangan. Struktur logis memiliki arti bahwa masing-masing kata atau susunan kata dalam kalimat adalah susunan logika. Kalimat yang memiliki logika disebut dengan proposisi.
3. Bahasa sastra bersifat ekspresif sedangkan bahasa ilmiah bersifat logis. Ekspresi adalah ungkapan-ungkapan yang bersifat individual atau subjektif sedangkan logis adalah ungkapan-ungkapan yang harus di sesuaikan dengan kaidah-kaidah logika.
4. Bahasa sastra lebih mementingkan simbol yang mewadahi gagasan-gagasan tertentu sedangkan bahasa ilmiah ketika mementingkan skema atau bagan-bagan untuk menjelaskan gagasan-gagasan tertentu (Wellek dan Warren ,199326)
5. Bahasa sastra di ungkapkan secara estetis sedangkan bahasa ilmiah di ungkapkan secara normatif estetis memiliki arti keindahan sedangkan normatif memiliki arti sesuai dengan pemikiran umum. Jakop Sumardjo dan Saini KM dalam Apresiasi Kesusastraan (1988,16) juga mengemukakan hal senada dengan pendapat Wellek dan Warren di masa di nyatakan bahasa sastra berkaitan dengan sisi ekspretif dalam pragmatis . smentara,bahasa-bahasa semacam itu ilmu di hindari oleh bahasa ilmiah. Karena itu, Sumardjo dan Saini KM menyebut karya sastra memiliki ciri (1) imajinatif, (2) estetis, dan (3) cara pegguaan yang khas. Berdasarkan ciri yang di ungkapkan oleh Sumardjo dan Saini KM tersebut, maka unsur yang belum ada dalam ciri Wellek dan Warren adalah ciri ekstetis (1988:16) .
FUNGSI SASTRA DI TENGAH MASYARAKAT
Fungsi dapat di definisikan sebagai kedudukan yang dimiliki unsur-unsur di dalam sebuah struktur. Jadi,fungsi itu melekat pada unsur-unsur yang berada dalam sebuah kelompok yang dinamakan dengan struktur. Adapun ketika kita membicarakan fungsi sastra maka pemikiran pertama yang muncul adalah apakah fungsi dari sastra tersebut? Bagaimana mendudukkan sastra sebagai sebuah fungsi di dalam struktur masyarakat.
Wellek dan Waren (26) menjelaskan bahwa fungsi sastra adalah sebagai berikut:
1. Sebagai hiburan. Karya sastra adalah’’pemanis’’ dalam kehidupan masyarakat sebab memberikan fantasi-fantasi yang menyenangkan bagi pembaca. Karena sebagai hiburan, dampak yang diperoleh adalah rasa senang.
2. Sebagai renungan. Karya sastra difungsikan sebagai media untuk merenungkan nilai-nilai terdalam dari pembaca. maka pengalaman itu diungkapkan sedemikian rupa untuk memperoleh sari pati yang diinginkan
3 Sebagai bahasan pelajaran. Karya sastra difungsikan di tengah-tengah masyarakat sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Karya sastra menuntun individu untuk menemukan nilai yang diungkapkan sebagai benar salah. Karya sastra dikatakan sebagai’’indah dan berguna’’ atau dulce et utile.
4. Sebagai media komunikasi simbolik. Luxemburg menyatakan bahwa karya seni adalah sebuah media yang dipergunakan manusia untuk menjalin hubungan dengan dunia sekitarnya(Luxemburg, 1994:47). Karena ini komunikasi simbolik, maka para penerima tidak bisa langsung menerjemahkan kata-kata sebagai arti denotatif, tetapi harus menggunakan instrumen konotatif.
5. Sebagai pembuka paradigma berpikir. Sastra menurut Bronowski (1973:282) dijadikan sebagai media untuk membuka cakrawala masyarakat yang terkungkung oleh semangat zaman yang tidak disadarinya. Sastra menyadarkan masyarakat yang selama ini merasa berada dalam kenyataan yang sesungguhnya padahal sebetulnya hanya berada pada entitas yang mirip dengan kenyataan (kuasi-kenyataan).
Tanaman Herbal Indonesia Dokter terkejut melihat hasil nya, racun dalam tubuh seperti : Rematik Kolesterol Asam Urat Semua sembuh total deng...
-
Prinsip Bahasa Indonesia Baku Prinsip bahasa indonesia baku serta kaidah dasar tentang kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa in...
-
Sebagai manusia yang setiap hari tak lepas dari kegiatan komunikasi, baik secara langsung maupun via sambungan telepon, kalian pasti tahu ba...
-
Pada materi kali ini kalian akan kembali belajar menyunting teks eksposisi. Ketika menyunting teks eksposisi langkah-langkah yang harus kali...