Senin, 12 Oktober 2020

Karakteristik Puisi Lama

Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait ( KBBI ). Puisi dibagi menjadi puisi lama dan puisi baru. 

Puisi lama adalah puisi yang terikat pada baris, bait, rima dan irama dan belum mendapatkan pengaruh dari budaya asing. Pada puisi ini terdapat aturan – atuaran yang mengikat, yaitu :

  1. Jumlah kata dalam 1 baris
  2. Jumlah baris dalam 1 bait
  3. Persajakan (rima)
  4. Banyak suku kata tiap baris
  5. Irama

Ciri – ciri puisi lama   :

  1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
  4. Anonim (pengarangnya tidak diketahui).
  5. Terikat jumlah baris, rima, dan irama.
  6. Merupakan kesusastraan lisan.
  7. Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise.

Berbagai bentuk puisi lama, misalnya mantra, karmina, talibun, gurindam, syair, pantun, dan seloka. Salah satu bentuk puisi lama yang terikat oleh irama,rima, irama dan bait adalah pantun. 

Bentuk- bentuk puisi lama           :

  1. Mantra

Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib.

Ciri-cirinya      :

  1. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
  2. Bersifat lisan, sakti atau magis
  3. Adanya perulangan
  4. Metafora merupakan unsur penting
  5. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
  6. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.

Contoh :

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang

Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

  1. Pantun

Pantun adalah bentuk puisi Indonesia yang tiap barisnya terdiri atas empat baris yang bersajak.

Ciri – cirinya   :

  1. Setiap bait terdiri 4 baris
  2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
  3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
  4. Bersajak a – b –  a – b
  5. Setiap baris terdiri dari 8
  6. 12 suku kata
  7. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Kalau ada jarum patah

Jangan dimasukkan ke dalam peti

Kalau ada kataku yang salah

Jangan dimasukan ke dalam hati

  1. Karimna

Karmina adalah puisi lama lama yang terdiri dua baris dalam satu bait, baris prtama  berupa sampiran, baris kedua berupa isi, bersajak tengah dan akhir

Ciri – cirinya   :

  1. Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
  2. Bersajak aa-aa, aa-bb
  3. Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
  4. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
  5. Semua baris diawali huruf capital.
  6. Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
  7. Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.

Contoh             :

Dahulu parang, sekarang besi (a)

Dahulu sayang sekarang benci (a)

  1. Seloka

Seloka adalah pantun yang antar baitnya saling berikatan yaitu baris kedua bait pertama menjadi baris pertama bait kedua dan baris keempat bait pertama menjadi baris ketiga bait kedua.

Ciri – cirinya   :

  1. Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.
  2. Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

Contoh             :

Lurus jalan ke Payakumbuh,

Kayu jati bertimbal jalan

Di mana hati tak kan rusuh,

Ibu mati bapak berjalan

  1. Gurindam

Gurindam merupakan sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat.

Ciri – cirinya   :

  1. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
  2. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris    pertama

Contoh             :

Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )

Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )

Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

  1. Syair

Syair merupaka puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang selalu  berakhiran dengan bunyi yang sama.

Ciri – cirinya   :

  1. Terdiri dari 4 baris
  2. Berirama a-a-a-a
  3. Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair

Contoh             :

Pada zaman dahulu kala (a)

Tersebutlah sebuah cerita (a)

Sebuah negeri yang aman sentosa (a)

Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

  1. Talibun

Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi,  tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.

Ciri – cirinya   :

  1. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
  2. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
  3. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
  4. Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a –  b – c.
  5. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a –  b – c – d –  a –  b –  c –  d

Contoh             :

Kalau anak pergi ke pekan

Yu beli belanak pun beli sampiran

Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan

Ibu cari sanak pun cari isi

Induk semang cari dahulu


Kamis, 08 Oktober 2020

Langkah-langkah menyusunan teks eksposisi

 1. Menentukan Tema

Tema adalah dasar penulisan yang harus ditentukan paling awal sebelum melakukan kegiatan menulis.  Tema juga dijadikan pijakan untuk mengembangkan gagasan. Kemudian gagasan itu nantinya                 dituangkan dalam bentuk tulisan. Jika memilih tema, pilihlah tema yang kontekstual dengan                     kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, teks yang akan kalian susun akan lebih bermanfaat bagi pembaca.

2. Menentukan Tujuan Teks 

Ketika merumuskan tujuan, ada baiknya kalian juga mengaitkan dengan tema yang telah kalian pilih. contoh rumusan tujuan penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.

Tujuan : Menginformasikan atau memaparkan kepada pembaca pengaruh facebook terhadap perilaku remaja

3. Mengumpulkan Data Sesuai dengan Tema

Data dapat diperoleh melalui beberapa teknik. Misalnya , melalui studi pustaka dengan membaca beberapa referensi terkait tema yang ditentukan. Bisa juga melalui wawancara dengan narasumber yang memahami benar tema yang terkait.

4. Menyusun Kerangka Karangan

Kerangka teks berfungsi sebagai penuntun agar teks tidak keluar dari pokok pembahasan. Selain itu, kerangka teks juga bertujuan agar gagasan dapat tertuang secara runtut. Kerangka berisi gambaran tentang tema, judul, gagasan inti, dan gagasan penjelas teks.

5. Mengembangkan Kerangka Karangan    

Berdasarkan kerangka yang telah disusun, langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks. Dalam mengembangkan kerangka, satu gagasan utama atau gagasan pokok dikembangakan menjadi satu paragraf.


Teks Esposisi

  Pengetahuan seseorang banyak didapatkan dari berbagai sumber, baik melalui membaca , mendengarkan , maupun dari melakukan sesuatu. berdasarkan pengalaman tersebut, seseorang dapat menjelaskan atau memaparkan lagi hasilnya kepada orang lain. Pemaparan atau penjelasan inilah yang dinamakan teks eksposisi. Eksposisi pada prinsipnya adalah paparan,. Teks eksposisi adalah sebuah teks , baik berupa lisan maupun tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi. Dalam teks ekposisi tidak ada paksaaan untuk menerima atau meyakini paparan yang terdapat di dalamnya sebagai karya yang besar,tetapi sekedar memperluas pengetahuan.

    Eksposisi pada dasarnya memiliki akna penjelasan. Eksposisi adalah ' uraian ( papaaran ) yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan ( Misalnya suatu karangan ) ; 2 pameran ( barang hasil industri ,karya seni , kerajinan tangan , dsb) 3 Sas sebagai awal karya sastra yang berisi keterangan tentang tokoh dan latar; paparan' (KBBI ,2008 : 360) . Jadi teks eksposisi berarti sebuah teks yang bertujuan untu menjelaskan sesuatu. dengan penjelasan tersebut diharapkan pembaca / pendengar memahami isi teks yang tersebut. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut eksposisi adalah ekspositif dan ekspositoris . kedua istilah itu dianggap memiliki istilah yang sama .

    Teks eksposisi mengandung hal-hal yang ilmiah atau nonfiksi , artinya bahwa dalam teks eksposisi terdapat pendapat yang disertai bukti atau dukungan untuk memperjelas pendapat. Dengan demikian , teks eksposisi selalu mengandung Opini dan Fakta. Opini dan Fakta sebagai salah satu langkah berpikir secara logis . opini sebagai pendapat yang disampaikan dalam teks, sedangka fakta sebagai bukti pendukung yang bersifat nyata. Yang termasuk opini antara lain gagasan, pemikiran, prediksi, kritik,dan hal-hal yang bersifat subjektif. Fakta , di antaranya , semua hal yang pernah terjadi ,data, hasil penelitian, hasil observasi. 

Ciri-ciri Opini adalah sebagai berikut.

1. Informasi berupa gagasan

2. Pendapat yang belum dibuktikan kebenarannya

3. Harapan akan terjadi sesuatu

Ciri-ciri Fakta antara lain sebagai berikut.

1. Berkaitan dengan segala sesuatu ( keadaan ,peristiwa,dll ) yang sungguh-sungguh ada/terjadi

2. Berkaitan dengan segala sesuatu ( benda, keadaan, peristiwa,dll. ) yang dapat ditangkap oleh                   pancaindra.

3. Berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat diobservasi atau diuji kebenarannya.

Struktur Teks Eksposisi

1. Tesis

2. Argumentasi 

3. Penegasan Ulang Pendapat      

Rabu, 09 September 2020

Langkah-langkah membuat laporan kegiatan membaca buku

Kegiatan membaca sangat berguna. Dari kegiatan membaca, kita memperoleh banyak pengetahuan, wawasan, atau informasi berharga. Banyak sumber bacaan yang dapat kamu baca. Namun, saat ini kamu belajar dari membaca buku nonfiksi. Salah satu jenis buku nonfiksi adalah buku-buku pengayaan. Buku-buku ini akan memperkaya pengetahuanmu,keterampilanmu dan sikapmu. 
Adapun langkah-langkah yang perlu diketahui untuk membuat sebuah laporan kegiatan membaca sebagai berikut :

  1. Carilah buku nonfiksi ( buku pengayaan ) diperpustakaan. Buku yang kamu baca bukan buku pelajaran.
  2. Carilah buku nonfiksi yang dapat kamu miliki untuk dibaca.
  3. Mulailah mempersiapkan kegiatan membaca 
  4. Tulislah judul buku, nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan kota terbit.
  5. Amatilah daftar isi buku. Bacalah sekilas daftar isinya, kemudian tuliskanlah, ada berapa bab isi buku tersebut.
  6. Sebelum membaca, berdasarkan daftar isi buku kamu susun pertanyaan yang mungkin akan kamu dapatkan dari isi buku. Pada buku laporan membaca, tulislah pertanyaan-pertanyaan yang ingin kamu dapatkan jawabannya dari membaca isi buku.
  7. Mulailah membaca. Jika buku itu milikmu, ketika membaca tandailah butir-butir penting, tuliskanlah pada buku laporan membaca.
  8. Setiap kamu akan mulai membaca, tuliskan yerlebih dahulu hari, tanggal, dan waktu kamu kamu membaca agar kegiatanmu terdata.
  9. Lakukanlah kegiatan membaca buku tersebut selama satu minggu.
  10. Jika kamu selesai membaca buku, susunlah laporan kegitan tersebut dalam buku rekaman tertu

Selasa, 08 September 2020

Langkah-langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi

  1. Tentukan objek yang akan kamu amati !
  2. Susunlah jadwal observasi yang akan kamu lakukan
  3. Lakukanlah observasi terhadap objek tersebut dengan menyiapkan pertanyaan atau poin-poin pengamatan terlebih dahulu
  4. Catatlah hasil observasi kamu ! Bila memungkinkan, ambil foto dan videokan observasimu.
  5. Susunlah teks laporan hasil observasimu dengan memperhatikan ketepatan isi, struktur, dan kaidah kebahasaannya.
  6. Presentasikan teks laporan hasil observasimu di hadapan teman-temanmu
  7. Publikasikan teks laporan hasil obervasimu di majalah dinding,majalah sekolah,blog atau media cetak.
  8. Berilah tanggapan kritik dan saran terhadap teks laporan hasil observasi yang di sajikan temanmu

 

Bahasa Negara dan Bahasa Nasional

 Bahasa Negara

Setelah 28 Oktober 1928 tanggal penting lainnya bagi Bahasa Indonesia adalah 18 Agustus 1945. Pada tanggal tersebut Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa Negara. Ketetapan ini tercantum dalam Pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.

Apakah arti Bahasa Negara? Pertama, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi kenegaraan. Kedua menjadi bahasa pengantar dunia pendidikan. Ketiga menjadi alat perhubungan, dan keempat menjadi alat pengembangan Iptek & Kebudayaan.

Selain sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa nasional. Dengan menjadi bahasa nasional, maka Bahasa Indonesia menjadi lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu, alat perhubungan antarwarga.

Kini bahasa Indonesia telah menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air dan dikenal oleh hampir semua penduduk Indonesia. Kalau ditengok, Bahasa Indonesia berkembang pesat hanya kurang dari 80 tahun. Ini luar biasa dan bisa disebut anugerah Yang Mahakuasa pada bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia asalnya dari Bahasa Melayu dan bahasa Melayu ini berasal dari daerah kecil di Sumatera, yaitu Riau. Apakah sebuah bahasa daerah kecil bisa menjadi bahasa nasional sebuah keadaan yang luar biasa?

Dari segi itu tidak luar biasa, kata Sutan Takdir Alisyahbana. Katanya, semua bahasa persatuan asalnya dipakai oleh kalangan kecil saja, lalu menyebar. Dia mengambil contoh Bahasa Belanda mulanya tumbuah di Brabant, Limburg, dan Vlanderen. Daerah ini berpisah pada abad 16 dan 17 menjadi daerah selatan. Orang-orang pandai di selatan lalu banyak yang pindah ke Amsterdam di utara. Jadilah bahasa persatuan yang asalnya di selatan itu. Juga Bahasa Prancis asalnya dari Paris dan sekitarnya atau Bahasa Italia dari daerah Florence di semenanjung Apeniymen lalu dipakai para pujangga seperti Dante, Patrarca, Bocaccio dan menjadi bahasa persatuan.

Bahasa Nasional

Betapapun Bahasa Indonesia patut menjadi fenomena yang langka dalam perkembangan bahasa-bahasa dunia. Ambil soal bahasa nasional yang ada di dunia. Di Indonesia bahasa nasional diresmikan 18 Agustus 1945 atau hanya 17 tahun setelah dikumandangkannya bahasa itu sebagai “bahasa persatuan” pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Kini penduduk yang berjumlah 224 juta (2005), Indonesia tidak mengalami persoalan serius dalam bahasa nasional dan bahasa persatuannya. Untuk diketahui jumlah bahasa daerah 726 (yang masih dipakai) atau 731 (termasuk yang sudah mati). Daerah paling banyak bahasanya adalah Irian Jaya/Papua yaitu 265, diikuti Maluku (131), Sulawesi (113), Kalimantan (82), Nusa Tenggara (68), Sumatra (52). Daerah paling sedikit Jawa (19).

Tiadanya persoalan serius dalam bahasa nasional dan bahasa persatuan ini, berbeda dengan negara-negara lain seperti India yang berpenduduk 1 miliar dan memiliki 15 bahasa nasional yaitu Assam (15 juta), Bengali (70 juta), Gujarat (45 juta), Hindi (180 juta), Kannada (35 juta), Kashmir (4 juta), Malayalam (35 juta), Marathi (68 juta), Oriya (31 juta), Punjab (27 juta), Sanskerta (194.433), Sindh (3 juta), Tamil (61 juta), Telugu (69 juta). Bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa nasional kedua. Atau Cina yang bahasa nasional/resminya adalah Mandarin. Dengan jumlah penduduk 1,3 miliar, negara ini memiliki 202 bahasa daerah. Bahasa daerah terbesar adalah Mandarin (850 juta penduduk) yang menjadi bahasa resmi/nasional.

Atau juga tetangga kita, Filipina, yang memiliki dua bahasa nasional yaitu Tagalog dan Inggris. Dengan jumlah penduduk 73 juta dan jumlah bahasa daerah 172 (masih hidup 169) memang pantas menjadikan bahasa daerah terbesar Tagalog (23 persen, 17 juta, tetapi dipakai 39 juta penduduk) sebagai bahasa nasional. Namun, yang biasa dipakai sekarang adalah bahasa Inggris yang menjadi bahasa nasional kedua.

Di berbagai bagian dunia kini masih muncul masalah bahasa nasional ini. Di Aljazair, suku-suku Baduy masih menolak penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa nasional. Di Kanada, terutama di Quebec, orang harus menggunakan dua bahasa untuk masalah-masalah yang menyangkut masyarakat umum. Di beberapa negara bekas “jajahan” Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgistan, Azerbaija, masih muncul persoalan serupa.

Senin, 31 Agustus 2020

Menganalisis Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

Setiap Teks memiliki unsur kebahasaan yang berbeda-beda, demikian pula dengan teks laporan hasil observasi. Untuk mengetahui unsur kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi berikut penjelasannya.

1. Kata serta Frasa Verba dan Nomina

Jenis kata dan kelompok kata ( frasa ) yang dominan digunakan dalam sebuah teks laporan hasil observasi adalah verba ( kata kerja ) dan nomina ( kata benda ). Untuk  memahami hal tersebut, kamu harus mengetahui perbedaan kata dan frasa. Kata berbentuk morfem atau morfem bebas, yaitu satuan bahasa terkecil ( dapat memiliki arti maupun tidak ) yang bersifat bebas. Frasa merupakan gabungan beberapa unsur namun tidak melebihi batas fungsi. Artinya, sekalipun terdiri atas beberapa unsur namun hanya memiliki satu fungsi dalam sebuah kalimat. Selain  itu, frasa merupakan kelompok kata yang nonpredikatif, atau tidak menduduki subjek dan predikat. 

Perhatikan contoh identifikasi kata benda dan farasa benda dalam teksa

a. Nomina
     Contoh :
Kata : wayang
Frasa : seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli indonesia

b. Verba
  Contoh :
Kata : adalah
Frasa : sudah membagi

Berdasarkan analisis kata dan frasa dapat di nyatakan bahwa pada paragraf pertama dalam teks yang bejudul wayang banyak digunakan frasa nomina. Sementara itu, frasa verba pada paragraf pertama teks diatas hanya ada satu, sedangkan yang lainnya berupa kata. Dengan demikian nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek pada paragraf pertama teks diatas banyak menggunakan Frasa, sedangkan predikat banyak menggunakan kata. 

2. Afiksasi 

Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar atau kata bentukan. Kata dasar adalah kata yang buelum mendapat imbuhan, pemajemukan, atau pengulangan. Kata bentukan adalah kata yang telah mendapat imbuhan (afiksasi), pengulangan ( reduplikasi) dan pemajemukan ketika di gunakan.

Kata yang mendapat proses pengimbuhan dapat berupa jenis. Misalnya, kata berjenis verba dapat berubah menjadi nomina jika mendapat imbuhan. Contoh, kata "minum" ( verba ) mendapat imbuhan "_ an " menjadi " minuman" ( nomina ).

Suatu kata dasar dapat bwrubah menjadi verba jika mendapat imbuhan me (N)-, be (R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar yang sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan pe (N)-, pe (R)-, -an, atau terkadang ke -an.

3. Kalimat Defenisi dan Kalimat Deskripsi

Contoh kalimat Defenisi dalam teks yang berjudul Wayang.
- wayang adalah seni pertunjukan yang  ditetapkan sebagai warisan budaya indonesia.

Contoh kalimat Deskripsi dalam teks yang berjudul wayang
- wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai dengan kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama campurit yang terdiri atas tuding dan gapit.

4. Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat dalam sebuah teks dapat dibentuk hanya oleh satu klausa, yaitu bagian kalimat yang memiliki subjek dan predikat ( predikatif ). Kalimat yang hanya memiliki satu klausa disebut sebagai kalimat simpleks atau biasa pula disebut kalimat tunggal. 
Contoh kalimat simpleks dengan bermacam pola
- Ada beragam jenis topeng di museum ini :
- kelelawar merupakan hewan unik
- wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit

Kalimat kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yg memiliki dua atau lebih klausa. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua macam, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat

Contoh kalimat majemuk setara
-Dalam budaya modern, wayang berfungsi menghibur dan mendidik

Contoh kalimat majemuk bertingkat
- Keberadaan D'topeng tidak dapat dipisahkan dengan museum angkut karena kedua tempat ini berada di tempat yang sama.

Tanaman Herbal Indonesia Dokter terkejut melihat hasil nya, racun dalam tubuh seperti : Rematik Kolesterol Asam Urat Semua sembuh total deng...